Oikos

Usia Kepala Empat, Penghasilan Pas-pasan Tapi Ingin Punya Dana Pensiun

JERNIH – Idealnya, seseorang di usia 40 tahun sudah aktif mengumpulkan dana pensiun. Namun apa yang terjadi jika di usia tersebut sama sekali belum mulai mengumpulkannya? Apakah masa tuanya suram?

Biaya hidup di masa tua tentu tidak murah, hal itu disebabkan karena adanya inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa. Tanpa ketersediaan dana pensiun yang cukup, maka besar kemungkinan seseorang akan bekerja di masa tua atau hingga akhir hayatnya.

Di masa pensiun seorang sejatinya wajib memiliki dana pensiun yang bisa mencukupi kebutuhannya hingga tiba ajal menjemput. Dana pensiun bisa saja “cukup” hingga masanya, atau tersisa hingga akhirnya diwariskan ke keluarga yang dicintai.

Sejatinya banyak alasan mengapa seseorang tidak memiliki dana pensiun yang cukup di masa tua nanti. Bisa saja, pengeluaran Anda di masa muda terlalu besar karena faktor gaya hidup, atau bisa juga karena Anda memiliki kewajiban untuk menghidupi orangtua, saudara kandung, dan anak Anda, atau karena ketidakpahaman soal pentingnya dana pensiun. 

Berikut adalah tips dari Lifepal bagi Anda yang saat ini berusia 40 tahun, belum mengumpulkan dana pensiun, dan memiliki penghasilan pas-pasan.

Cari tahu pengeluaran di masa pensiun dengan menurunkan standar biaya hidup

Lakukan perhitungan pengeluaran tahunan Anda di masa tua dengan menggunakan asumsi inflasi dan penurunan standar biaya hidup. Misalnya perhitungan asumsi pengeluaran di hari tua jika standar hidup orang yang bersangkutan diturunkan 30% dan asumsi inflasi di Indonesia adalah 5% per tahun.

  • Usia saat ini: 40 tahun
  • Usia pensiun: 58 tahun
  • Jangka waktu mengumpulkan dana pensiun: 58–40 = 18 tahun
  • Asumsi harapan hidup: 74 tahun
  • Biaya hidup per bulan: Rp 4 juta
  • Biaya hidup satu tahun: Rp 4 juta x 12 = Rp 48 juta
  • Pengeluaran di masa pensiun (diturunkan standarnya) : Rp 48 juta x 70% = Rp 33,6 juta.

Penurunan biaya hidup di masa tua bisa dilakukan sesuai dengan yang Anda kehendaki. Adapun alasan penurunan estimasi biaya hidup disebabkan karena pengeluaran bisa jadi berkurang karena anak-anak mungkin sudah lulus, atau karena perubahan gaya hidup. Atau kemampuan mengumpulkan dana pensiun saat ini kurang baik

Bagaimana cara mengitung besaran dana pension?

Dalam contoh kasus di atas, jika pengeluaran tahunan setelah dikurangi 30% adalah Rp33,6 juta. Maka dengan asumsi inflasi 5% per tahun, pengeluaran tahunan Anda di 18 tahun ke depan mencapai Rp80.862.406. Dana pensiun yang harus dikumpulkan: Rp 80.862.406 x (74-58 tahun) = Rp1,29 miliar.

Berinvestasilah dengan metode cost averaging untuk dana pension

Untuk bisa mengumpulkan dana sebesar Rp 1,29 miliar selama 18 tahun, berinvestasi dengan cara lump sum tentu cukup berisiko. Anda bisa saja kekurangan aset likuid dalam jumlah besar, yang bisa berdampak serius dalam kesehatan finansial.

Lakukanlah investasi berkala (cost averaging) setiap bulan untuk mengumpulkan dana pensiun Anda.

Dengan menyisihkan dana sebesar Rp1,95 juta per bulan ke instrumen investasi yang bisa menghasilkan imbal hasil 10% per tahun, maka Anda membutuhkan waktu 225 bulan untuk bisa mendapatkan uang Rp1,29 miliar.

Kurangi instrumen investasi tinggi volatilitas

Semakin tinggi imbal hasil investasi tentu makin cepat pula dana pensiun Anda terkumpul. Namun ingat, makin tinggi imbal hasil maka makin tinggi pula risiko investasinya. Seiring dengan makin tua usia kita, produktivitas bekerja pun akan semakin menurun. Instrumen investasi tinggi risiko seyogyanya sudah mulai dikurangi di usia kepala empat.

Jangan tarik dana di JHT BPJS Ketenagakerjaan

Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan sejatinya bisa diklaim ketika kita sudah tidak lagi bekerja karena pemutusan hubungan kerja (PHK), atau pengunduran diri.

Besaran dana JHT tentu cukup menggiurkan untuk ditarik, apalagi bagi mereka yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun. Namun patut diketahui bahwa, mencairkan dana tersebut di saat ini bukanlah keputusan yang tepat. Jadikanlah dana JHT BPJS sebagai tambahan dana pensiun di hari tua nanti.

Berinvestasi setelah utang terkendali dan memiliki dana darurat

Pengeluaran wajib seperti utang jelas harus dibayar. Apa kabarnya jika Anda cicilan utang Anda saat ini cukup besar? Apakah boleh bagi kita untuk tidak melunasi utang dan lanjut berinvestasi mengumpulkan dana pensiun? Tentu saja tidak.

Ketika utang tidak dibayar, maka akan muncul biaya denda atau penalti yang dikeluarkan pihak pemberi kredit. Alhasil pengeluaran per bulan kita pun bengkak. Selain utang, pastikan Anda memiliki dana darurat yang bisa mencukupi kebutuhan Anda selama minimal 6 bulan, di saat Anda kehilangan pendapatan.

Berinvestasilah setelah memiliki proteksi

Sebagai pencari nafkah, apakah Anda sudah terlindungi secara finansial dari segala risiko hilangnya pendapatan? Jika belum, maka milikilah asuransi jiwa terlebih dulu sebelum akhirnya Anda mengumpulkan dana pensiun.

Membiarkan diri sendiri tak terlindungi tentu akan sangat merugikan anggota keluarga ke depannya. Bayangkan saja, segala tujuan finansial keluarga yang sudah Anda atur untuk jangka pendek hingga panjang akan kandas karena hilangnya pendapatan rutin.

Milikilah asuransi dengan uang pertanggungan yang bisa mencukupi kebutuhan Anda ke depan. Pilihlah asuransi dengan besaran premi yang ringan, maksimal adalah 10% dari total pendapatan bulanan.

Itulah hal-hal yang harus dilakukan bagi mereka yang saat ini berusia kepala empat dan sama sekali belum mengumpulkan dana pensiun. Pada intinya, pastikan hal-hal yang menjadi prioritas sudah terpenuhi terlebih dulu sebelum Anda berinvestasi. [*]

Back to top button