POTPOURRI

Angie Enggak Mau ke Politik Lagi

Setahun memdekam, masih ada yang datang kepadanya. Di tahun kedua, tinggal separuh saja. Begitu tahun ketiga dia menjadi penghuni Lapas, tak satu pun kawannya datang menjenguk. Satu-satunya, cuma Lucky Sondakh, ayahnya yang rajin berkunjung seminggu tiga kali.

JERNIH-Sambil berurai air mata, Angelina Sondakh memeluk Keanu Massaid, putra dari hasil perkawinannya dengan mendiang Adjie Massaid, di dekat gerbang Lapas Pondok Bambu, Jakarta Timur. Betapa tak haru, 10 tahun dia sudah berpisah dengan putranya sebab harus menjalani hukuman penjara akibat kasus Wisma Atlet yang menjeratnya.

Sulit memang menggambarkan perasaan Angie yang meski belum bebas murni, tapi diizinkan menghirup udara bebas sebab mendapat cuti menjelang bebas (CMN) pada Kamis, 3 Maret lalu.

Belankagan, meski menyandang status mantan narapidana kasus korupsi, Angie bersyukur bisa kembali ke keluarganya yang masih mau menerima dia apa adanya. Tapi untuk kembali ke dunia politik, rasanya sangat tak mungkin.

Sebab dalam tayangan Youtube di kanal milik Mudji Massaid, adik dari mendiang Adji Massaid, sambil menangis tersedu, dia menyatakan lebih memilih mendengar apa kata ayahnya ketimbang kembali ke kubangan yang sempat menjebloskan dirinya hingga ke balik jeruji besi.

“Makanya Angie sudah enggak mau lagi ke politik, Dad. Kalau dengar kata politik, rasanya, sudahlah, Angie mau dengar nasihat dari Daddy, Angie mau coba cari jalan, insyaallah ada jalannya. Angie mau dengar nasihat Daddy. Angie ingin Daddy tuntun Angie biar lebih baik. Tapi jangan ke politik karena politik itu bikin hati sama masa lalu itu sudah mau dikubur,” kata Angelina Sondakh. 

Satu dekade mendekam di balik penjara, rasanya cukup memberinya pelajaran tentang apa itu dunia politik. Dan kini, dia tengah menikmati nikmatnya hidayah dan hikmah atas semuanya. Sebab katanya, persahabatan tidak mesti didasari kepentingan.

“Apapun yang Angie lakukan, apapun perbutan orang ke Angie, Angie merasa sepuluh tahun ini dapat hidayah, dapat hikmah luar biasa bahwa persahabatan itu tidak mesti karena kepentingan,” kata Angie lagi.

Sebelum terjerumus di dinginnya lantai bui, banyak orang yang mencari dan sangat butuh dengannya. Setelah berstatus narapidana, teman-teman di dunia politik, satu persatu mulai menghilang.

Setahun memdekam, masih ada yang datang kepadanya. Di tahun kedua, tinggal separuh saja. Begitu tahun ketiga dia menjadi penghuni Lapas, tak satu pun kawannya datang menjenguk. Satu-satunya, cuma Lucky Sondakh, ayahnya yang rajin berkunjung seminggu tiga kali.

Dulu, ketika dia masih aktif sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Lucky sang ayah pernah memberinya buku Niccolo Machiavelli yang sering disebut sebagai bapak politik dunia. Intisari dari bacaan tersebut adalah : ‘Dalam politik, tidak ada saudara atau sahabat yang abadi. Yang ada hanyalah kepentingan’.

Ketika satu persatu teman meninggalkan bahkan menjerumuskannya, Lucky Sondakh yang mantan Rektor Universitas Sam Ratulangi bilang, itu sudah cukup mejadi bukti kebenaran pernyataan Machiavelli.

“Di dalam politik, engga ada persahabatan. Itu yang saya bilang. Dalam politik, anda berhadapan dengan serigala berbulu domba. Bos bilang mau mempromosikan kamu, tapi akhirnya malah menjerumuskanmu,” kata Lucky menasehati putrinya.

Tentu, Angie harus mengambil nilai positif dari pengalaman pahitnya sebagai mantan narapidana kasus korupsi akibat berkubang di dunia politik. Rumus Machiavelli pun dia ubah untuk putri tercintanya itu.

“There is no everlasting interest but love, tidak ada kepentingan politik yang abadi, yang abadi hanya kecintaan tulus dari kami kepada anak kami. Musuh pun kita kasihi apalagi anak kita, itu pengalaman yang terbaik,” kata Lucky lagi.

Kini, Lucky sudah mengambil pilihan demi Angie putrinya. Dia meninggalkan kampus yang sempat dipimpinnya di Manado, Sulawesi Utara sana dan pindah ke Jakarta. Beruntung, Universitas Pelita Harapan buru-buru merekrutnya dan menjadikannya guru besar.

“Saya bersyukur Tuhan memberikan pemahaman ke kita untuk memahami apa sesungguhnya kasih dan itu kontribusi Angie dan Papa untuk republik ini. Jangan kita dipisahkan karena perbedaan, ras, agama, tapi kita harus memberikan contoh inilah kerukunan keluarga di rumah, ada Angie, Keanu, mama, dan Papa,” kata Lucky. []

Back to top button