Rezim Korut Eksekusi Warganya yang Rayakan Natal
Warga penganut Kristen di Korut menjalankan aktivitas keagamaannya secara sembunyi-sembunyi
JERNIH-Tak ada warga Korea Utara (Korut) yang terang-terangan merayakan Natal sebab Rezim Korut di bawah pemimpinnya Kim Jong-Un melarang setiap kepercayaan dan keyakinan lainnya, selain menyembah dinasti Kim yang memimpin negara komunis tersebut.
Warga Korut yang ketahuan merayakan Natal bakal terancam hukuman mati. Oleh sebab itu warga penganut Kristen di Korut untuk menjalankan aktivitas keagamaannya secara sembunyi-sembunyi.
Perayaan Natal hampir bersamaan dengan hari lahirnya Kim Jong-suk, istri pemimpin tertinggi pertama Korea Utara, Kim Il-sung atau kakek Kim Jong-Un. Setiap tanggal 24 Desember, dikenal dengan perayaan hari Kim Jong-suk.
“Jika warga tidak merayakan istri mendiang Kim, maka tidak terhindarkan apa yang akan menjadi konsekuensinya jika mereka ketahuan,” kata Cho menjelaskan kewajiban merayakan hari Kim Jong Suk.
Informasi tentang sulitnya merayakan natal di Korut didapat dari seorang pelarian Korut yang berhasil diwawancarai Express.co.uk. Timothy Cho, pada Senin (27/12/2021). Pelarian dari Korut itu bercerita jika pasukan khusus yang dibentuk KimJong un menemukan warga tengah merayakan Natal maka akan ditembak di tempat oleh pasukan tersebut.
“Masih dibutuhkan otoritas untuk eksekusi mati di depan umum, namun satu-satunya di mana mereka tidak memerlukan otoritas adalah untuk warga Kristen atau tahanan politik di kamp-kamp penjara,” jelas Cho.
Cho dalam pernyataannya juga mengklaim bahwa kelahiran Kim Jong-Il, ayah Kim Jong-Un, menjadi mitologi untuk mereplikasi kelahiran Kristus.
Kim Jong Un. Cho kini bekerja untuk Open Doors, sebuah badan amal yang membantu mendukung orang-orang Kristen yang dianiaya.
Saat ini Open Doors tengah mengawasi persekusi di Korut. Open Doors mencatat setidaknya 400 ribu warga Kristen di Korut harus menyembunyikan keyakinan mereka jika ingin selamat dari rezim ini.
Saat ini ada sekitar 50 ribu – 70 ribu warga Kristen di Korut yang kini ditahan terkait dengan kyakinan mereka. Banyak warga Kristen yang dikirimkan ke penjara-penjara barbar dan kamp kerja paksa. Korrut disebut berada di peringkat teratas dalam daftar pengawasan persekusi Open Doors. (tvl)