Korea Utara Mulai Kewalahan Hadapi Covid-19
Kim telah mengakui bahwa demam yang menyebar cepat, kemungkinan besar didorong oleh Covid-19, menyebabkan “pergolakan besar” di negara itu
JERNIH-Karena lambatnya penanganan kasus Covid-19 di negaranya, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memarahi para pejabat yang terkait wabah Covid-19 dan kemudian mengerahkan militer untuk menanggapi lonjakan dugaan infeksi Covid-19.
Dilansir AP, pada Senin (16/5/2022), data kasus Covid-19 di Korea Utara tercatat delapan orang lagi meninggal dan tambahan 392.920 pasien baru ditemukan mengalami gejala demam, sebagaimana disampaikan otoritas kesehatan Korea Utara.
Jumlah kasus Covid-19 di Korea Utara tercatat angka kematian menjadi 50 orang dan kasus penyakit menjadi lebih dari 1,2 juta orang.
baca juga: Ada 21 Kasus Hepatitis Akut Misterius di Jakarta
Sehari setelah Korea Utara menyatakan menemukan bahwa sejumlah orang di ibu kota Pyongyang dinyatakan positif mengidap varian Omicron, angka kematian melonjak tajam menjadi enam orang meninggal dan 350.000 orang sakit yang dilaporkan Jumat lalu.
Meski demikian para ahli luar tidak meyakini angka kasus dan angka kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan otoritas kesehatan setempat sebab ada kemungkinan angkanya jauh lebih besar daripada yang digambarkan di media untuk melindungi “martabat pemimpin tertingginya”.
Dugaan lain dari para ahli adalah kemungkinan Korea Utara tidak memiliki alat tes dan alat lain untuk mendeteksi Covid-19 sehingga tidak dapat mendeteksi beberapa juta rakyat Korea Utara yang mungkin telah terinfeksi.
“Ketika orang meninggal, pihak berwenang Korea Utara akan mengatakan bahwa mereka meninggal karena terlalu banyak bekerja atau karena kematian alami, bukan karena Covid-19,” kata Nam Sung-wook, seorang profesor di Universitas Korea di Korea Selatan.
Beberapa negara tetangga Korea Utara seperti Korea Selatan dan Tiongkok menawarkan pengiriman pasokan medis dan bantuan lainnya. Namun para ahli khawatir jika langkah Korea Utara sudah terlambat untuk menyuntik 26 juta orang di Korea Utara.
baca juga:
Sementara Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Asia Tenggara, Poonam Khetrapal Singh, telah mengingatkan agar tidak terlambat melakukan vaksinasi pada warga Korea Utara.
“Negara yang belum memprakarsai vaksinasi Covid-19, ada risiko virus dapat menyebar dengan cepat di antara massa kecuali dibatasi dengan tindakan segera dan tepat,”.
Singh mengatakan WHO siap memberikan dukungan teknis kepada Korea Utara untuk meningkatkan pengujian dan dengan obat-obatan esensial dan pasokan medis.
Namun hingga kini Kim belum merespon tawaran bantuan dari luar negeri. Selama ini Kim menggalang persatuan di dalam negeri untuk menjaga dari pandemi tanpa menggunakan bantuan asing. (tvl)