POTPOURRI

Robot Kucing Cacat Doraemon Merayakan Ulang Tahun ke-50

Tokyo — Hari ini, dunia merayakan setengah abad kelahiran Doraemon — totem budaya dan karakter yang disukai dua generasi anak-anak dunia.

Di Jepang, boneka kucing robot biru ciptaan Fujiko Fujio — nama pena untuk dua pelukis manga; Hiroshi Fujimoto dan Motoo Abiko — selalu ada di kamar tidur anak-anak.

Di negara-negara lain di dunia, anak-anak dari dua generasi memiliki kenangan menyaksikan Doraemon di layar televisi. Mereka hafal dengan semua tokoh manga; Nobita, Suneo, Giant, dan lainnya.

Kini, Doraemon tidak sekadar totem budaya tapi juga merak dagang. Sebagai totem budaya, Doraemon masih mungkin dihubungkan dengan tradisi historis Jepang yang mengenal yokai, atau roh/setan, dalam cerita rakyat.

Ada juga shinto kami, atau roh/dewa yang tidak selalu baik. Mereka ada, seperti manusia. Rentan membuat kesalahan, sengaja buruk, kadang-kadang berbudi luhur.

Shinto kami, secara tradisional, memiliki dua sisi bertolak-belakang; ara-mitama (pemarah), dan nigi-mitama (lembut).

Doraemon mengisi peran itu. Namun, mengingat asal-usulnya sebagai manga pendidikan dan statusnya saat ini sebagai budaya pop, karakter Doraemon selalu menimbulkan perdebatan.

Alisa Freedman, asisten profesor sastra dan film Jepang di Universitas of Oregon, mengatakan kita melihat banyak antropomorfisme dalam dongeng keagamaan di Jepang.

“Ada yokai tertentu yang berasal dari dongeng Budha dan mukashibanashi, atau dongeng kuno,” kata Freedman.

Namun, katanya, saya tidak berfikir ada garis keturunan yang dapat dilacak dari Dewi Matahari ke Hello Kitty.

Sebagai merk dagang, Doraemon menghasilkan uang. Film Doraemon tercatat sebagai waralaba paling menguntungkan, melampaui Godzilla (2015).

Sampai saat ini, Doraemon telah menghasilkan 187 miliar yen, atau Rp 23,4 triliun. Mereka yang dulu menyukai Doraemon, dan kini telah menjadi orang tua, mewariskan cerita tentang robot kucing masa depan itu kepada anak-anaknya.

Doraemon menciptakan pasar lintas generasi, yang membuatnya terus menghasilkan uang.

Namun, reputasi Doraemon dibangun atas dasar kepercayaan terhadap sosok-sosok di sekitarnya. Terutama Nobita.

Sebagai bocah tolol dan sering malas, Nobita tidak pernah meminta bantuan orang tua. Ia lebih suka merengek dan mengemis, meminta pertolongan pada kucing.

Bagi yang tidak terbiasa menonton serial ini, akan dibuat bingung oleh intervensi Doraemon dalam kehidupan sehari-hari Nobita. Juga tentang ikatannya dengan masa depan.

Robot Cacat

Doraemon kali pertama muncul tahun 1970, saat teknologi elektronik Jepang mendunia. Saat itu, dibanding tahun-tahun sebelumnya, produk elektronik nyaris ada di setiap rumah orang di belahan bumi mana pun.

Dalam situs web tentang sejarah Tokyo, pemerintah ibu kota Jepang itu menggambarkan periode kelahiran Doraemon sebagai waktu mekanisasi. Inovasi teknologi dan pengenalan industri mengawali produksi massal serat sintetis dan semua produk elektronik.

Yang terjadi adalah kehidupan masyarakat Tokyo, dan kota-kota lain di Jepang, mengalami transformasi luar biasa. Semua peralatan menjadi serba listrik; mesin cuci, lemari es, televisi, dan lainnya.

Doraemon adalah cerminan modernitas ini, dan menawarkan komedi tentang masa depan. “Ia tidak dikaruniai kekuatan super, tapi menghasilkan sesuatu serba cepat,” kata Yasuyuki Yokohama, mantan profesor Universitas Toyama kepada Kyodo News, tahun 2004.

Namun, alat Doraemon dari masa depan sering menjadi bumerang, menyulitkan, dan berbelit-belit. Tak jarang, Doraemon tidak memberikan solusi cepat tapi masalah baru. Bahkan Doraemon kerap tampil mencemaskan di setiap episode.

Penyebab semua itu adalah Doraemon sebenarnya bukan robot yang hebat, tapi cacat. Itu dijelaskan dalam bab pertama manga asli, dengan cicit Nobita mengatakan; “Dia bukan robot yang hebat.”

“Jika masalah Nobita diselesaikan dengan satu gadget, tidak ada episode minggu depan,” kata Freedman. “Itu alat naratif.”

Ada daftar reguler alat rahasia Doraemon yang dangat disukai anak-anak; canghir hisap dengan pisau bambu mini, pintu ke mana saja, baling-baling bambu, serta dunia kuantum yang membuatnya tidak seratus persen bisa diandalkan.

Selamat ulang tahun ke-50 Doraemon.

Back to top button