Selebriti Adopsi Boneka Arwah Sedang Tersesat atau Terganggu Kesehatan Mentalnya?
Tren boneka arwah yang di Indonesia baru sekedar menjadi viral, di Thailand malah sempat memecah belah warga di sana. Banyak yang pro, namun tak sedikit yang menuduhnya sebagai tipu muslihat komersial dan merendahkan agama Budha.
JERNIH- Biasanya, tren akan begitu dicintai kemudian ditinggalkan begitu saja ketika ada yang baru dan lebih memikat. Paling-paling, hanya penggemar fanatik saja yang bertahan berkutat di hoby tersebut. Begitu juga spirit doll atau boneka arwah.
Sungguh sangat mampu menarik perhatian, ketika boneka tersebut diberi nama boneka arwah. Apalagi, menilik sejarahnya, di masa lalu, boneka seperti ini sering digunakan dalam ritual pemujaan atau kegiatan agama.
Misalnya, di masa Nabi Ibrahim. Boneka atau patung yang dibuat dari batu, disembah lantaran dipercaya sebagai dewa. Begitu juga di masa Nabi Muhammad SAW, ketika penduduk Mekkah melakukan hal serupa. Pada zaman nabi dahulu, boneka atau patung tersebut dikenal dengan sebutan berhala.
Pada beberapa sekte kepercayaan, sama seperti di masa Nabi Ibrahim dan sebelum kedatangan Islam, boneka arwah ditempatkan di sebuah altar kuil dan kemudian dipuja sebagai Tuhan atau personifikasi tuhan. Lantas, bagaimana Islam memandang tren terkini terkait spirit doll ? Apa betul boneka tersebut bisa ditempatkan arwah?
Pada beberapa kasus yang berdasar desas-desus dan rentan penipuan, boneka memang bisa ditempati arwah seperti permainan jailangkung. Konon katanya dan tak pernah terbukti kebenarannya, arwah dipanggil kemudian ditempatkan di dalam boneka.
“Jailangkung, Jailangkung, di sini ada pesta,” kira-kira begitu potongan mantra populernya.
Sekertaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Miftahul Huda seperti diberitakan Republika mengatakan, pada umumnya boneka dipakai bermain anak-anak. Dia bilang, mayoritas Ulama menyatakan hal tersebut boleh dilakukan.
Hal ini, berdasarkan Hadits yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah ra :
“Aku dahulu pernah bermain boneka di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam. Aku memiliki beberapa sahabat yang biasa bermain bersamaku. Ketika Rasulullah Saw masuk ke dalam rumah, mereka pun bersembunyi dari beliau. Lalu beliau menyerahkan mainan padaku satu demi satu lantas mereka pun bermain bersamaku.” (HR. Bukhari No. 6130).
Kyai Miftah berpendapat, kalau permainan yang melibatkan boneka di kalangan anak-anak, mengajarkan rasa tanggung jawab seperti menjaganya tetap bersih, terawat, tidak rusak hingga dipakaikan baju. Hal ini, tidak masalah selama masih dalam batas kewajaran.
Selanjutnya, dia juga menjelaskan bahwa itu termasuk perintah menjaga dan merawat harta sebagai hak milik. Namun, masalah muncul ketika rasa sayang terhadap boneka melampaui batas kewajaran. Contohnya, pemilik boneka sudah berumur dewasa dan masih menjadikan boneka sebagai mainan bahkan menjadi salah satu fokus dalam hidupnya.
Misalnya lagi, orang yang sudah dewasa tersebut harus membawanya ke mana-mana. Kalau tidak, justru mengganggu aktifitasnya.
Kyai Miftahul Huda menilai, kalau sudah sampai titik ini, bisa timbul masalah kesehatan mental. Apalagi, mempunyai keyakinan bahwa boneka mainan itu mempunyai sifat-sifat ketuhanan seperti mendatangkan kebahagiaan, ketentraman, bahkan diadopsi sebagai anak.
“Ini adalah salah satu bentuk kesesatan,” katanya.
Dari sudut pandang fiqih (hukum Islam), mengadopsi boneka sebagai anak bahkan orang dewasa memperlakukannya seperti manusia, tentu tak dibenarkan. Sebab itu merupakan benda mati. Apalagi meyakini kalau di dalam boneka tersebut diisi arwah, tentu ini lebih sesat lagi bahkan tiba di titik kesyirikan.
Jika ditelisik mundur ke beberapa tahun lalu, boneka arwah pertama kali muncul di Thailand sekitar tahun 2014. AFP menyebutkan, di negeri tersebut, spirit doll biasa disebut sebagai luuk thep atau malaikat anak dengan harga jual paling mahal mencapai 6 juta dollar AS.
Boneka ini, kemudian menjadi populer setelah salah seorang selebriti di Thailand menyatakan bahwa mendandani dan memberi makan boneka tersebut telah membawa kesuksesan secara profesional.
Beberapa orang di Thailand juga percaya betul kalau boneka yang diberkati, memiliki tulisan suci yang digambar biarawan mengandung roh anak sungguhan hingga harus diperlakukan sebagai manusia.
Setelah menjadi kepercayaan, boneka itu dijaga baik-baik dan diperlakukan layaknya anggota keluarga.
Dari sudut pandang agama, mayoritas warga Thailand atau 90 persennya menjadi penganut Budha. Namun, Budha di negara tersebut dikenal dengan sinkretismenya yang memadukan banyak tradisi animisme dan Hindu pada ibadah sehari-hari. Mereka percaya adanya roh jahat dan baik, termasuk eksistensi jimat keberuntungan mampu menangkal karma buruk.
Tren boneka arwah yang di Indonesia baru sekedar menjadi viral, di Thailand malah sempat memecah belah warga di sana. Banyak yang pro, namun tak sedikit yang menuduhnya sebagai tipu muslihat komersial dan merendahkan agama Budha.
Lalu, apakah para selebritis Tanah Air yang mengadopsi boneka arwah tengah mengalami masalah kesehatan mental atau sedang memainkan tipu muslihat komersial?[]