POTPOURRI

Sopir Taksi di Jepang Belajar Bahasa Inggris demi Olimpiade

Tokyo — Jepang sibuk mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2020. Sopir taksi, salah satunya, mengurangi jam kerja untuk menghadiri pelajaran Bahasa Inggris.

“Ada banyak cara meminta penumpang mengikat sabuk pengaman,” kata seorang guru Bahasa Inggris dalam Bahasa Jepang.

“Misal, seat belt please. Namun, jangan tambahkan take karena itu berarti Adan ingin sabuk pengaman itu digondol,” lanjut guru Bahasa Inggris itu.

Sopir taksi diperkirakan akan menjadi pihak paling sibuk selama Olimpiade 2020. Mereka diperkirakan akan mendapat lebih banyak penumpang asing, ketimbang orang Jepang.

Jepang akan kebanjiran jutaan wisatawan selama olimpiade, yang membuat sopir taksi berpeluang mendapat penghasilan jauh lebih besar sekali dalam seumur hidup.

Sejak Januari 2020, sebuah kelas Bahasa Inggris di Tokyo dipenuhi sopir taksi. Ada dua pengajar; orang AS dan Jepang.

Semua mengikuti pelajaran dengan serius, tapi bikin dua guru terbahak-bahak. Menariknya, sopir taksi itu tak merasa tersinggung ketika guru menertawakan mereka.

Peserta diminta mengingat beberapa frasa pendek tapi penting. Misal, keep the change, atau simpan kembaliannya.

“Jika saya mengatakan frasa ini, saya ingin semua orang menjawab; Thanks so much,” kata Chiho Kusaka, salah satu buru. “Kata Thanks so much harus diucapkan dengan gestur syukur.”

James Fishel, guru yang orang AS, bertanya bagimana sopir taksi harus merespon jika uang kembalian hanya beberapa yen. Fishel memberi petunjuk, cukup katakan; Thanks, dan tanpa ekspresi.

Guru Jepang menambahkan; “Jika kembaliannya tak lebih dari 10 yen, pastikan jangan bersuara keras, karena akan terdengar sarkastik dan membuat orang tersinggung.”

Di Bandara Haneda, kelak hanya sopir yang mengikuti kurus Bahasa Inggris boleh menjemput penumpang.

“Ini insentif bagi sopir taksi yang bersedia mengikuti kursus Bahasa Inggris,” kata Katsumi Yasuda, direktur urusan pendidikan Tokyo Taxi Center.

Bukan kali ini saja Bandara Haneda menerapkan aturan mampu berbahasa Inggris kepada sopir taksi. Sejak 2014, Bandara Haneda membatasi jumlah sopir taksi. Bahkan memberi mereka hak istimewa, berupa jalur penjemputan, kepada sopir yang bisa Bahasa Inggris.

Rata-rata 1.500 taksi melayani terminal setiap hari. Jumlah ini akan bertambah saat Olimpiade 2020.

Toyo Taxi Center menyediakan pelatihan kepada siapa saja yang ingin menjadi sopir taksi. Khusus tahun ini Tokyo Taxi Center menyelenggarkan kursus Bahasa Inggris berbagai tingkatan.

“Kami telah melihat lonjakan penumpang asing, dan saya merasa ada banyak peluang,” kata Minoru Ishibashi, pengemudia taksi usia 65 tahun. “Saya ingin mendapatkan sertifikasi setelah menyelesaikan kursus tingkat akhir.”

Ishibashi piawai berbicara dalam Bahasa Inggris, karena enam tahun tinggal di AS. Dia kembali menjadi sopir taksi di Jepang, karena ingin menjadi bagian sukses negaranya sebagai tuan rumah Olimpiade.

“Saya akan berbohong jika mengatakan tidak ingin mendapatkan penghasilan lebih dari Olimpiade,” katanya.

Januari 2018, Federasi Asosiasi Taksi Jepang menyusun serangkaian tindakan untuk Olimpiade dan Paralimpiade.

“Kami ingin memastikan pengunjung asing menggunakan taksi Jepang dengan nyaman,” kata Takatsugu Kosuge, direktur pelaksana federasi. “Kami tidak ingin ada kendala bahasa dalam transaksi.”

Sebelum Olimpiade bergulir, Tokyo menargetkan punya 9.000 pengemudi taksi dengan kemampuan komunikasi Bahasa Inggris. Sampai saat ini, 16 ribu sopir taksi telah mengikuti kursus.

“Kami tidak ingin pengemudi taksi menghindari orang asing,” kata Kosuge. “Itulahs sebabnya ketrampilan komunikasi Bahasa Inggris diperlukan.”

Pemerintah Pusat dan Metropolitan Tokyo menyubsidi taksi dengan memberikan tablet PC berisi terjemahan multibahasa, untuk menangani pembayaran non-tunai.

Jepang benar-benar mempersiapkan rakyatnya untuk menyukseskan Olimpiade 2020.

Back to top button