Berbahayakah Gigi Bungsu Bila Tidak Dicabut?
Gigi bungsu yang tumbuh tidak normal, atau kelihatan akan tidak normal, sebaiknya dicabut
Oleh : Nila Dewi Andayani*
JERNIH—Barangkali pembicaraan ini harus kita mulai dengan menegaskan lebih dulu apa itu gigi bungsu. Gigi bungsu merupakan gigi geraham ketiga atau gigi geraham terakhir yang tumbuh pada usia 17-25 tahun.
Tumbuhnya gigi bungsu biasanya menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa. Rasa nyeri muncul apabila tidak ada ruang tersisa pada gusi yang bisa ditempati gigi itu. Selain rasa sakit atau nyeri, gigi bungsu yang tidak tumbuh sempurna juga bisa menyebabkan penimbunan plak yang berasal dari bakteri atau makanan yang terselip di sisi-sisi gigi tersebut.
Bahaya gigi bungsu
Gigi bungsu bukan tidak membawa risiko. Jika dibiarkan, penimbunan plak yang terjadi seiring waktu berpotensi mengarah pada risiko penyakit gusi, pembusukan gigi, perikoronitis (infeksi pada jaringan lunak di sekitar gigi), abses gigi, dan selulitis (infeksi lapisan dalam yang menyerang tenggorokan, lidah, serta pipi). Selain itu, meski jarang sekali terjadi, penimbunan plak berisiko menyebabkan kista pada gusi, bahkan tumor.
Pengobatan gigi bungsu
Pasien yang menjalani prosedur pencabutan gigi bungsu butuh waktu dua pekan untuk pulih sepenuhnya. Selama proses itu, pasien biasanya akan merasakan nyeri, mati rasa atau sensasi geli pada lidah, bibir, dan wajah, kulit sekitar rahang tampak memar, dan rahang terasa kaku. Efek samping lainnya adalah pembengkakan pada pipi dan wajah.
Bila salah melakukannya, pencabutan gigi bungsu juga berisiko menimbulkan komplikasi seperti pendarahan, infeksi, cedera saraf, dan gangguan pembekuan darah di dalam soket gigi. Untunglah, komplikasi jenis ini jarang terjadi.
Haruskah dicabut?
Lakukan pemeriksaan gigi rutin setidaknya enam bulan sekali untuk mengetahui ada atau tidaknya gigi bungsu yang tumbuh. American Dental Association menjelaskan, gigi bungsu yang tidak dicabut harus terus dipantau karena berpotensi menyebabkan masalah di kemudian hari.
Artinya, sebaiknya memang cabutlah gigi bungsu. Jangan dimanjakan, meski namanya bungsu. Seiring bertambahnya usia, kita berisiko lebih besar dalam masalah kesehatan, termasuk potensi masalah yang datang karena gigi bungsu.
Ada beberapa dampak umum akibat alpa mencabut gigi bungsu. Beberapa di antaranya, bisa saja:
-Gigi menumpuk atau padat
Dampak gigi bungsu tidak dicabut yang pertama adalah gigi jadi menumpuk. Pada kebanyakan orang memiliki mulut dan rahang yang kecil, sehingga tidak memiliki ruang bagi gigi bungsu untuk tumbuh dengan baik.
Maka, ketika gigi bungsu tumbuh, gigi menjadi padat dan tumpeng tindih. Apalagi kalau karena kepadatan itu gigi bungsu tumbuh miring sehingga gigi sehat di dekatnya justru rusak.
-Impaksi gigi
Dampak lain adalah impaksi gigi, yakni kondisi manakala gigi terjebak di bawah garis gusi sehingga tidak dapat tumbuh keluar secara utuh atau tidak dapat keluar sama sekali ke rongga mulut. Hal itu bisa menimbulkan rasa sakit, hingga meningkatkan risiko infeksi.
Impaksi juga bisa menyebabkan kerusakan akar gigi (repsorsi). Nyeri di belakang rahang dan adanya pembengkakan mengindikasikan gigi bungsu mulai tumbuh atau terjadi impaksi.
-Jadi sarang bakteri
Dampak selanjutnya akibat tak mencabut gigi bungsu, gigi itu jadi sarang bakteri. Meskipun ada ruang untuk gigi bungsu tumbuh normal, masih ada kemungkinan terjadi masalah pada gigi bungsu di kemudian hari. Sebab, letaknya yang berada jauh di belakang mulut menjadikan sulit untuk merawat gigi bungsu.
Jika kita tak dapat mempertahankan kebersihan mulut, hal itu dapat menjadi sarang bakteri yang membuat gigi bungsu membusuk atau rusak.
Jadi, periksakanlah gigi kita. Bila memang gigi bungsu yang nongol tidak normal, atau kelihatan akan tidak normal, cabut saja!
Stay safe and healthy! [ ]
*Dokter gigi, berpraktik di Klinik Sejahtera Ciracas (KSC), Klinik Canti Darma PMPP-TNI di Hambalang, dan di Komplek Sekolah Daarul Jannah, Pakansari-Cibinong