Sanus

Ini Penyebab Gagal Ginjal pada Anak

Dari uji toksikologi pada pasien gagal ginjal akut menunjukkan hasil, tujuh dari sepuluh pasien gagal ginjal tersebut, darahnya mengandung zat kimia berbahaya yang terkandung dalam obat sirup yang diminumkan pada anak tersebut.

JERNIH-Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin angkat bicara tentang penyebab lonjakan kasus gagal ginjal yang banyak menyerang balita tersebut dan membuat banyak masyarakat khawatir akan keselamatan anak dan balita mereka.

Menkes Budi menyebut menemukan titik terang penyebab naik tajamnya kasus gagal ginjal akut anak-anak sejak 2022 setelah pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pemeriksaan patologi untuk mencari tahu penyebabnya.

Dari hasil uji patologi yang dilakukan Kemenkes didapat hasil bahwa pada seluruh pasien gagal ginjal akut sama sekali tidak ditemukan adanya bakteri leptospira. Sebagaimana diketahui bakteri leptospira adalah salah satu faktor utama penyebab gagal ginjal.

baca juga: BPOM Ancam Pidanakan Dua Industri Farmasi

Uji patologi juga menemukan bahwa gagal ginjal akut bukan diakibatkan oleh virus, bakteri, atau parasit. Hasil uji patologi juga membantah tentang dugaan Covid-19 sebagai salah  satu penyebab gagal ginjal akut. Sebab tidak ditemukan pada pasien gagal ginjal akut. Hasil patologi menunjukkan, kurang dari satu persen pasien yang positif virus Covid-19.

Selanjutnya Kemenkes melakukan komunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pemerintah Gambia, Afrika Barat usai mengetahui bahwa ada kasus serupa di negara tersebut dimana diketahui penyebabnya adalah zat kimia dalam pelarut obat-obatan sediaan cair atau sirup.

baca juga: Ini Daftar 102 Obat Sirup yang Ditarik dari Pasaran

Pada Awal Oktober Kemenkes mulai melakukan analisis toksikologi pada pasien gagal ginjal di Indonesia dengan hasil tujuh dari sepuluh pasien gagal ginjal di Indonesia yang dilakukan analisis toksikologi menunjukkan bahwa darahnya mengandung zat kimia berbahaya yang terkandung dalam obat sirup.

Demikian juga temuan pada seluruh pasien yang dinyatakan meninggal dunia, menunjukkan ciri-ciri kerusakan ginjal akibat zat berbahaya tersebut.

Untuk memperkuat dugaan penyebab dan memastikan hasil tersebut, Kemenkes melakukan uji laboratorium terhadap obat-obatan yang dikonsumsi pasien sebelum mengalami gagal ginjal. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa sebagian besar obat tersebut mengandung senyawa berbahaya penyebab gagal ginjal.

“Dari situ kita menyimpulkan bahwa penyebab gagal ginjal akut pada anak ini adalah obat-obat kimia yang merupakan cemaran dari pelarut obat itu (obat sediaan cair atau sirup),” ujar Menkes menyimpulkan, saat berbicara dalam konferensi pers di Istana Bogor, Senin (24/10/2022).

Hingga Jumat (21/10/2022) angka kematian anak akibat gagal ginjal akut tercatat 133 pasien Sementara kasus gagal ginjal akut seluruhnya sebanyak 245 kasus di 26 Provinsi di Indonesia. (tvl)

z

Back to top button