Sanus

Mengapa Sekolah PTM Harus Dihentikan Hingga Awal Maret? Ini Penjelasan Ahli Epidemiologi

PTM harus dihentikan di tengah meningkatnya varian Omicron, mengingat anak-anak belum boleh menerima vaksin Covid-19.

JERNIH-Untuk mencegah anak-anak terpapar Omicron, Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta kepada pemerintah untuk mengkaji ulang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen yang saat ini dijalankan oleh sekolah-sekolah di Indonesia.

Dicky mengingatkan jika angka kematian anak saat ini lebih tinggi dibanding saat gelombang varian Delta menyerang.

“Biasanya sebelum Omicron kematian 35 anak sebulan. Setelah Omicron (jadi) 61 padahal ini belum selesai Januari,” kata Dicky dalam diskusi bertajuk “Omicron Ancam PTM 100 Persen?” secara virtual, pada Selasa (18/1/2022)

Tak lupa Dicky memberikan contoh situasi di Afrika Selatan di mana jumlah kematian anak pasca merebaknya Omicron naik dua kali lipat. Demikian juga di Australia, dimana tidak ada satupun kematian anak terjadi saat gelombang Delta menyerang.

“Di Australia 2 tahun kami hampir pandemi ini tidak ada kematian anak, Delta yang disebut luar biasa tidak ada kematian anak. Tapi Omicron datang awal Desember banyak kematian anak setiap hari ada kematian anak,” kata Lutfi.bisa terjadi karena menurut Dicky masih ada anak-anak yang belum bisa divaksinasi.

akibat naiknya angka kasus positif, ruang ICU di rumah sakit juga disebut meningkat karena banyak anak-anak terpapar Covid.

Sebelumnya Dirjen Pendidikan Anak Usia DIni, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Jumeri, menyebut jika sekolah PTM dapat dihentikan sementara jika terjadi sejumlah kondisi pada siswa dan warga pendidikan di sekolah. ketentuan ini disampaikan Jumeri beberapa waktu lalu.

Pada SKB 4 menteri yang berlaku pada 30 Maret – 21 Desember 2021, apabila ada temuan kasus terkonfirmasi Covid-19 di satuan pendidikan, pemda dapat menutup sekolah tersebut dan menghentikan sementara PTM terbatas paling lama 3 x 24 jam.

Saat ini terdapat 39 sekolah di Jakarta yang tutup sementara akibat temuan 67 kasus Covid-19 terdiri dari 62 siswa, 2 pendidik, dan 3 tenaga kependidikan selama berlangsungnya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 100 persen. (tvl)

Back to top button