“Percikan Agama Cinta”: Kembali ke Persoalan Dasar: “Memiliki” dan “Menjadi”
Andaikan semua yang engkau impikan segera terwujud dengan mudah, dari mana engkau belajar sabar. Karena sikap seperti itu akan mendorong engkau pada pola hidup serba-instan. Mematikan makna ikhtiar. Menghalalkan segala cara dalam meraih kesuksesan minus kebahagiaan.
JERNIH–Saudaraku,
Andaikan segala yang engkau kehendaki dapat dimiliki, dari mana engkau belajar ikhlas. Karena sikap semacam itu akan membawa engkau pada prinsip hidup memiliki (to have), bukan menjadi (to be). Mencintai dunia dengan rakus, menihilkan kemanusiaan.
Andaikan semua yang engkau impikan segera terwujud dengan mudah, dari mana engkau belajar sabar. Karena sikap seperti itu akan mendorong engkau pada pola hidup serba-instan. Mematikan makna ikhtiar. Menghalalkan segala cara dalam meraih kesuksesan minus kebahagiaan.
Renungkanlah. Ketika kerjamu seolah tidak dihargai, maka saat itu engkau sedang belajar tentang ketulusan.
Tatkala usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu engkau sedang belajar keikhlasan.
Selagi hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu engkau sedang belajar tentang memaafkan.
Kala dirimu merasa lelah dan kecewa karena ulah orang-orang dekat, maka saat itu engkau sedang belajar tentang kesungguhan.
Semasa dirimu merasa ditimpa bayang-bayang kesepian dan keputusasaan, maka saat itu engkau sedang belajar tentang ketangguhan.
Sewaktu engkau harus membayar beban yang sebenarnya bukan tanggungjawabmu, maka saat itu engkau sungguh sedang belajar tentang kemurahan hati.
Sadarlah. Seseorang yang dekat dengan Sang Mahacinta, bukan berarti tidak ada air mata. Seseorang yang cinta kepada Sang Mahalembut, bukan berarti tidak ada keganjilan. Seseorang yang tekun berdoa dan usaha, bukan berarti tidak ada masa kesulitan. Teruslah engkau mengarungi gelombang lautan deras dengan tersenyum.
Aku akan senantiasa beredar di muka bumi menyambangi detak waktu. Biarlah Sang Mahakasih yang berkehendak sepenuhnya atas setiap langkah hidupku. Karena Dia Mahatahu apa yang tepat untuk memberikan terbaik pada setiap hamba.
Aku akan terus berusaha bagai sekuntum bunga: memberikan keharuman, bahkan kepada tangan-tangan yang sengaja telah merusaknya.
Yakinlah. Tuhan menaruh engkau di tempat kini, bukan karena kebetulan. Ingat, sesungguhnya orang-orang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, kenyamanan. Namun mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan, air mata kesadaran… [Deden Ridwan]