“Percikan Agama Cinta”: Tunjukki Hamba, yang Hak Adalah Sejatinya Hak
Aku rindu. Umara’ yang benar-benar umara’, hadir melindungi warga. Ulama yang benar-benar ulama, menyejukkan hati umat. Aku damba. Mereka bersatu menegakkan kebenaran di atas risalah cinta-Mu tanpa kebengisan. Menyelesaikan segala urusan dengan musyawarah penuh cinta tanpa permusuhan
JERNIH– Saudaraku,
Tuhan. Aku tergores. Menyasikan tragedi kemanusiaan melibas asa. Namun aku lebih tersayat. Tatkala kesimpang-siuran wara-wara semakin tumpah, menyelusup jendela-jendela rumahmu. Dengan bekal itu, engkau malah sibuk-ramai berkicau berdasarkan egomu masing-masing minus tabayyun.
Tanpa sadar, engkau mengerdilkan sesama anak bangsa, melenyapkan saudara-saudaramu! Engkau seolah merayakan kebenaran bersama kebatilan menyatu dalam irisan kubangan sebagai bahan olok-olok atas nama ayat-ayat suci-Mu.
Tuhan. Berikanlah aku kekuatan demi menahan diri. Menunggu kepastian maklumat tepercaya sekaligus independen hadir seiring akal-sehat. Tak mau buru-buru menalikan: apakah mereka itu benar-benar menjadi syuhada atau justru mati konyol di jalan tol?
Tuhan. Tunjukkan kepadaku: kebenaran itu sungguh-sungguh kebenaran. Kebatilan itu benar-benar kebatilan. Berikanlah kekuatan kepadaku untuk sanggup membedakannya. Menegakkan sekaligus menjauhinya dalam cuaca apa pun.
Tuhan. Aku rindu. Umara’ yang benar-benar umara’, hadir melindungi warga. Ulama yang benar-benar ulama, menyejukkan hati umat. Aku damba. Mereka bersatu menegakkan kebenaran di atas risalah cinta-Mu tanpa kebengisan. Menyelesaikan segala urusan dengan musyawarah penuh cinta tanpa permusuhan. [Deden Ridwan]