Spiritus

Puasa Agar Sukses, Bugar, dan Takwa

Dari perspektif  ilmu kesehatan, ada pelaku intermittent fasting (diet puasa berselang). Mereka hanya makan sekali sehari terus lanjut puasa. Efeknya bisa lebih awet muda seperti penelitian seorang pakar sel biologi Jepang peraih Hadiah Nobel Bidang Fisiologi atau Kedokteran, yaitu Profesor Yoshinori Ohsumi. Sel-sel akan memperbaharui diri sehingga orang bisa lebih sehat dan awet muda.

Oleh: Imam Dermawan

JERNIH– Dari perspektif ajaran Islam, puasa diperintahkan agar kita menjadi insan yang bertakwa. Kata takwa disebut 238 kali dalam Al-Qur’an, bahkan setiap hendak saat shalat Jumat kita selalu diwasiatkan untuk bertakwa. Demikian hal itu diulang-ulang setiap Jumat.

Surat Al-Baqarah ayat 2-5 dan surat Ali ‘Imran ayat 133-136 menyebutkan ciri-ciri orang takwa, yaitu:

• Bersegera memohon ampunan Allah bila berbuat dosa dan mudah meminta maaf kepada sesama manusia apabila berbuat salah.

• Senang berbagi/berinfak/sedekah dalam keadaan lapang maupun sempit.

• Mampu menahan amarah.

• Mudah memaafkan kesalahan orang lain.

• Senang berbuat baik.

• Menepati janji.

• Sabar.

• Rendah hati/tidak sombong dan tidak berbuat kerusakan di bumi.

• Berhati-hati dalam setiap tindakan karena takut terhadap azab Allah di akhirat/hari kemudian

   setelah meninggal.

Dari perspektif psikologi, puasa berhubungan dengan kesuksesan seseorang seperti dalam eksperimen Marshmallow Test—sebuah tes tentang delayed gratification (menunda kepuasan).

Eksperimen Marshmallow yang terkenal itu dilakukan setengah abad lalu (1972). Pada eksperimen ini anak-anak di suatu ruangan diberi permen marshmallow. Yang bisa menunda, tidak langsung memakan permen, tetapi menunggu sampai waktu yang ditentukan akan diberi tambahan permen.  Dari eksperimen ini anak yang diajari untuk menunda kepuasan memiliki peluang lebih sukses di kemudian hari sebagai orang dewasa.

Menunda kepuasan (delayed gratification) adalah fondasi awal pengendalian diri. Seseorang yang berhasil menunda kepuasan akan lebih terlatih mengendalikan diri terhadap berbagai godaan dari lingkungan yang beragam dengan tingkat kesulitan beragam pula. Bila seseorang berhasil mengatasi godaan ringan, hal itu akan menjadi kekuatan baginya untuk mengatasi godaan yang lebih besar.

Dari perspektif  ilmu kesehatan, ada pelaku intermittent fasting (diet puasa berselang). Mereka hanya makan sekali sehari terus lanjut puasa. Efeknya bisa lebih awet muda seperti penelitian seorang pakar sel biologi Jepang peraih Hadiah Nobel Bidang Fisiologi atau Kedokteran, yaitu Profesor Yoshinori Ohsumi. Sel-sel akan memperbaharui diri sehingga orang bisa lebih sehat dan awet muda.

Saat kita berpuasa, tidak makan lebih dari 12 jam, pada saat itu tubuh kita kehabisan cadangan glikogen di otot. Efeknya tubuh kita akan menggunakan cadangan lemak di dalam tubuh. Lemak yang lama tidak terpakai dapat menyumbat pembuluh darah dan menimbulkan risiko hipertensi, sakit jantung, stroke, dan lain-lain. Saat orang berpuasa, cadangan lemak di tubuhnya dapat terpakai. Agar lemak dapat lebih mudah terpakai, saat ngabuburit sore usahakan berolahraga. Karena waktu sore cadangan glikogen dalam otot sudah habis, sehingga tubuh akan menggunakan cadangan lemak saat berolahraga.

Berolahraga ketika berpuasa gunakan intensitas sedang saja. Maksudnya kalau olahraga kita meningkatkan detak jantung—istilahnya cardio, seperti lari, gowes, dan jalan kaki—maka detak jantung kita dalam satu menit jangan naik terlalu tinggi. Maksimum detak jantung per menit (heart rate) adalah 220 dikurangi umur (220–umur). Olahraga intensitas sedang berarti hanya 60 persen dari heart rate maksimum. Olahraga intensitas sedang membuat tubuh tidak terlalu lelah, namun tetap bermanfaat membakar lemak di tubuh.

Ada tiga unsur olahraga, yaitu intensitas, frekuensi, dan durasi. Ketika berpuasa, pilihlah intensitas sedang. Frekuensi olahraga bisa sehari dua kali, misal di pagi habis shalat shubuh, lalu di sore sebelum berbuka. Durasi olahraga ketika puasa bisa satu jam untuk sekali pelaksanaan.

Guna menghindari dehidrasi, usahakan banyak minum saat berbuka, sahur, ataupun habis shalat tarawih agar hidrasi tubuh tetap tercukupi. Biasanya dengan minimal delapan gelas air minum. Saat sahur usahakan menyantap makanan berserat, seperti sayur, buah, nasi merah, dan protein agar tidak mudah lapar karena jenis makanan tersebut mengenyangkan dalam waktu lama. [ ]

  *Tulisan ini merupakan buah karya peserta program pelatihan menulis Salman Moving Class yang   dikelola Yayasan Salman Mahir Cerdas.

Back to top button