Veritas

Kematian Napi Rusia Rekrutan Wagner di Perang Ukraina Melonjak

Para lelaki muda dari pedalaman Rusia, termasuk Buryatia yang miskin di Siberia, telah menanggung beban dari invasi besar-besaran Vladimir Putin ke Urkaina, jauh lebih besar dibanding warga kota-kota kaya, seperti Moskow. BBC Russian Service awal bulan ini melaporkan bahwa selama dua minggu pertama bulan Februari, jumlah orang Rusia yang tewas dalam perang di Ukraina lima kali lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

JERNIH–Lusinan peti mati tertangkap kamera, bertumpuk dalam beberapa barisan di hanggar Bandara Tolmachevo di Novosibirsk, wilayah Siberia, Rusia. Sebuah video yang menjadi viral dalam beberapa hari terakhir itu menunjukkan suramnya perang di Ukraina. Khusus dari pemandangan tersebut, tentu bagi Rusia.  

Jika dicermati, rekaman itu menunjukkan apa yang tampak seperti sertifikat kematian, yang ditempelkan pada setiap kotak kayu yang difungsikan untuk peti mati itu. Setiap dokumen berisi nama keluarga dan inisial.

Pada salah satu dokumen tertulis “Gerbold. Buryatia”.

Kerabat Gennady Gerbold, 39, dari Buryatia, di wilayah Siberia, mengonfirmasi Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL) Siberia. Dia mengatakan awal pekan lalu bahwa seorang pejabat dari perusahaan penyewaan tentara bayaran Wagner telah memberi tahu mereka dua minggu sebelumnya tentang kematiannya. Gerbold berperang bahu-membahu dengan kelompok tentara bayaran Wagner di Ukraina. Hanya jasadnya yang akan kembali ke Novosibirsk.

Namun seorang pejabat Bandara Tolmachevo menyangkal bahwa video tersebut direkam di sana. “Ini adalah informasi palsu. Tempat yang disiarkan dalam video ini bukan milik dan tidak terletak di wilayah Bandara Tolmachevo,” kata juru bicara fasilitas tersebut kepada media Rusia.

Meskipun tidak mengomentari video tersebut, pejabat setempat baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa beberapa pekan terakhir banyak mantan narapidana dari wilayah tersebut telah meninggal saat berperang di Ukraina sebagai rekrutan Wagner.

Para lelaki muda dari pedalaman Rusia, termasuk Buryatia, wilayah Rusia yang miskin di Siberia dengan populasi etnis Buryat yang signifikan, telah menanggung beban dari invasi besar-besaran Presiden Rusia, Vladimir Putin, ke Ukraina, yang diluncurkan 24 Februari 2022. Jumlahnya jauh melebihi korban-korban dari daerah lain di negara itu. Apalagi bila dibandingkan dengan warga kota-kota yang lebih kaya, seperti Moskow dan St. Petersburg.

Video Novosibirsk itu diklaim telah menunjukkan bahwa kerugian Rusia di Ukraina telah meningkat secara dramatis dalam beberapa pekan terakhir.

Lonjakan korban

BBC Russian Service awal bulan ini melaporkan bahwa selama dua minggu pertama bulan Februari, jumlah orang Rusia yang tewas dalam perang di Ukraina lima kali lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Mengutip pejabat senior AS, The New York Times pada 2 Februari melaporkan bahwa pertempuran di sekitar Bakhmut telah menyebabkan jumlah korban Rusia melonjak. Pertempuran sengit telah berkecamuk selama berminggu-minggu di sekitar Bakhmut dan kota terdekat, Soledar dan Vuhledar.

Selama berbulan-bulan target utama Rusia di timur Ukraina adalah Bakhmut, di mana kelompok tentara bayaran Wagner dilaporkan membuat beberapa terobosan.

Dalam video bandara Novosibirsk itu, dokumen yang dilampirkan pada peti mati juga menyertakan nomor enam digit dengan huruf K, huruf yang digunakan oleh Wagner untuk menunjukkan mantan narapidana, yang ditempelkan pada nomor seri dog tag mereka. Hal itu ditegaskan media setempat, Siberia.Realities.

Sebelum Gennady Gerbold dikerahkan ke Ukraina, Olesya Gerbold mengatakan, dia terakhir berbicara pada 27 November melalui telepon dengan saudara laki-lakinya yang dipenjara di Penal Colony No. 8 di wilayah Omsk, atas tuduhan pembunuhan itu.

“Dia bersumpah kepada saya bahwa dia tidak akan pernah pergi ke Ukraina. Tanggal 28 November, keesokan harinya, dia menghilang dan komunikasi pun terhenti. Dan pada tanggal 29 November, pihak pemasyarakatan memberi tahu saya tentang ‘keberangkatannya,’”kata Olesya mengenang. Dia menambahkan, upayanya kemudian untuk menemukannya tak pernah ditanggapi pemerintah Rusia.

“Tentu saja, saya mencoba melalui Lembaga Pemasyarakatan Federal, dan sepertinya dia tidak pernah ada dan tidak ada orang dengan nama itu,” kenang Olesya Gerbold, menambahkan bahwa teleponnya ke Kementerian Pertahanan Rusia tidak pernah dijawab.

Pada awal Desember, baru dia tahu kakaknya telah direkrut oleh Wagner dan berada di suatu tempat di Ukraina.

Wagner mulai merekrut tahanan dalam sistem pemasyarakatan Rusia yang luas pada musim panas 2022. Pendiri organisasi tentara bayaran itu, Yevgeny Prigozhin, adalah seorang pengusaha katering yang menjalani hukuman sembilan tahun penjara selama era Soviet. Dia menawarkan pengampunan kepada narapidana jika mereka bertahan enam bulan di Ukraina. Pada 9 Februari, Prigozhin mengumumkan bahwa Wagner telah menghentikan ‘proyek’ tersebut.

Pada 11 Desember, setelah berminggu-minggu hening, Gennady akhirnya menelepon saudara perempuannya. “Itu telepon yang sangat singkat. Dia meminta saya untuk mendiktekan detail paspor saya sehingga uang yang dia peroleh untuk ‘pekerjaannya’ dapat segera dikirimkan kepada saya,” kata Olesya Gerbold, menambahkan bahwa saudara laki-lakinya meninggalkan dua anak kecil.

“Saya bertanya kepadanya bagaimana dia bisa sampai di Ukraina? Untuk apa? Dia tidak menjawab, dan saya mengerti dia takut ada orang lain yang mendengarkan. Saya pikir dia dibawa secara paksa untuk berperang. Bagaimana dia sampai di sana dan mengapa masih menjadi misteri bagi kami,” katanya.

Pada awal Februari, Oleysa Gerbold hanya diberi tahu bahwa saudara laki-lakinya telah meninggal, tanpa rincian lebih lanjut. “Mereka bilang peti mati itu akan dibawa ke Novosibirsk. “Buka dan periksa apakah itu saudara Anda atau bukan,” kata Olesya, menirukan perintah yang diberikan kepadanya. Menurut dia, setidaknya dua mantan narapidana lain dari koloni hukuman yang sama dengan saudara laki-lakinya, adalah di antara mereka yang dikembalikan dalam peti mati ke Novosibirsk itu.

Lebih banyak kematian narapidana

Dalam video yang konon direkam di bandara Novosibirsk, dokumen lain yang diduga sebagai sertifikat kematian bertuliskan nama Sergei Yumashev. Siberia.Realities berhasil menyimpulkan bahwa Yumashev berusia 39 tahun dan berasal dari desa Arshanovo, di wilayah Khakassia, Siberia.

Menurut Siberia.Realities, Yumashev meninggal pada 27 Januari dalam pertempuran di sekitar Bakhmut. Pejabat lokal di Khakassia mengonfirmasi kematiannya pada 22 Februari, menambahkan bahwa dia telah bertugas di pasukan tentara bayaran Wagner pada saat itu.

“Seluruh desa sudah tahu bahwa dia meninggal,” kata mantan teman sekelas Yumashev kepada RFE/RL.

“Sekarang tanggal 25 Februari, jenazah harus dibawa ke Arshanovo, tempat dia akan dimakamkan. Saya mendengar bahwa dia ada di penjara, tetapi saya bahkan tidak tahu mengapa. Untuk narkoba? Apa pun bisa terjadi dalam hidup, tapi dia jelas bukan pecandu narkoba,”kata mantan teman sekelas yang meminta namanya tidak disebutkan itu.

Yumashev telah menjalani hukuman penjara karena perdagangan narkoba dan memiliki utang senilai 75.000 rubel, sekitar 986 dolar AS atau kira-kira Rp 15,2 juta pada kurs 15.400.

Pada tanggal 22 Februari, hari yang sama ketika pihak berwenang di Khakassia mengonfirmasi kematian Yumashev, mereka juga mengumumkan bahwa tiga mantan narapidana lokal lainnya telah meninggal. Tampaknya hal itu juga akibat bertempur di Ukraina bersama dengan tentara bayaran Wagner. Dua di antaranya adalah Vladimir Rakhmonov, dan Viktor Fisher.

Fisher, 30 tahun, yang orang tuanya meninggal saat masih kecil, telah dipenjara karena beberapa hukuman terkait narkoba. “Ya, Vitka meninggal di sana,” kata seorang teman Fisher kepada RFE/RL, menyebut dia dengan nama kecil. “Dia adalah tipe pria yang sejak kecil keluar masuk penjara dan tinggal di sana-sini. Tapi bukan orang yang berbahaya. Saya yakin dia terpaksa pergi (berperang bersama kelompok Wagner di Ukraina) karena dia tidak ingin menjalani hukuman penjara 20 tahun,”kata dia.

Rakhmonov telah beberapa kali dijatuhi hukuman penjara karena perampokan, terakhir kali pada Juli 2022, ketika dia dinyatakan bersalah mencuri 8.000 rubel, sekitar 105 dolar AS atau Rp 1,6 juta, dan dijatuhi hukuman penjara 13 bulan.

Sebelum bergabung dengan Wagner, Rakhmonov menjalani hukumannya di Lembaga pemasyarakatan di Khakassia.

Narapidana lain dari lapas yang sama, yang juga meninggal baru-baru ini dalam pertempuran di Ukraina sebagai rekrutan Wagner adalah Aleksei Bazhin. Pada tahun 2017 ia terlibat dalam kerusuhan penjara yang mengakibatkan kematian narapidana lain akibat pemukulan brutal.

Pihak berwenang di Khakassia juga mengonfirmasi bahwa Aleksandr Nyudikov, 45 tahun, penduduk lokal lainnya dan mantan tahanan, baru-baru ini meninggal di Ukraina saat berperang sebagai rekrutan Wagner. Pada Januari 2019, Nyudikov, yang saat itu menjadi mayor militer Rusia yang bertugas di kota Kutub Utara Murmansk, dijatuhi hukuman 10,5 tahun penjara oleh pengadilan militer. Dia dinyatakan bersalah menikam istrinya sampai mati karena amarah saat mabuk.

[Radio Free Europe/Siberia.Realities]

Back to top button