Terbelit Utang, Trump Berpeluang Bocorkan Rahasia Negara
“Trump tampak sebagai presiden yang tidak menganggap serius upaya penyimpanan rahasia,” kata Goldsmith. “Dia diketahui memiliki kecenderungan untuk tidak menghormati aturan terkait dengan keamanan nasional. Dia memiliki kecenderungan untuk suka menjual barang-barang yang dinilainya berharga.”
JERNIH— Banyak pakar keamanan melontarkan kekhawatiran tentang keamanan rahasia negara AS yang selama ini diakses Presiden Amerika Serikat Donald Trump, bisa bocor manakala presiden yang tak terpilih lagi itu meninggalkan Gedung Putih. The Huffington Post menulis, kekuatiran itu merebak dihadapkan dengan fakta bahwa utang menggunung Trump di beberapa bisnisnya segera jatuh tempo.
Trump sudah memiliki akses ke rahasia yang dapat menghancurkan Amerika Serikat jika dibocorkan atau dijual. Selain itu, NBC News melaporkan bahwa presiden AS biasanya terus diberi pengarahan tentang keamanan nasional dalam keadaan tertentu bahkan setelah mereka meninggalkan jabatan.
Trump telah terbukti sangat ceroboh dalam menangani informasi intelijen dan tampak sangat mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin.
Di lain pihak, berbagai informasi rahasia AS itu kini bisa menjadi “sumber dana” bagi Trump, dengan menjualnya kepada berbagai pihak. The New York Times baru-baru ini melaporkan, Trump memiliki utang bisnis sebanyak 421 juta dolar AS yang dia jamin secara pribadi. Investigasi Forbes mengindikasikan bahwa Trump kemungkinan berutang hampir 1 miliar dolar AS.
“Apakah itu berisiko?” tanya mantan perwira CIA dan penulis “The President’s Book of Secrets” David Preiss, secara retorik, dalam wawancara dengan NBC News. “Jika itu adalah seseorang yang mendapatkan izin keamanan, tentu saja itu akan berisiko.”
Kekhawatiran tentang rahasia negara seperti itu, kata Jack Goldsmith, yang bekerja sebagai pejabat senior Departemen Kehakiman AS dalam pemerintahan mantan Presiden George W. Bush,”Bukanlah sesuatu yang dapat dibayangkan pada presiden lain, tetapi mudah dibayangkan pada ‘presiden AS yang satu ini’,”berkata kepada NBC News.
“Trump tampak sebagai presiden yang tidak menganggap serius upaya penyimpanan rahasia,” kata Goldsmith. “Dia diketahui memiliki kecenderungan untuk tidak menghormati aturan terkait dengan keamanan nasional. Dia memiliki kecenderungan untuk suka menjual barang-barang yang dinilainya berharga.”
Mantan petugas CIA Doug Wise mencatat dalam artikel di Just Security pada awal November 2020 bahwa utang besar Trump menimbulkan “risiko kontraintelijen yang jelas dan mengkhawatirkan” bagi AS.
“Skenario yang menakutkan adalah di mana pemilik utang Trump atau aktor seperti Putin yang memiliki kapasitas besar untuk membuatnya bebas dari utang, dapat menekan Trump untuk mengambil keputusan yang menguntungkan Rusia di hari-hari terakhir pemerintahannya,” tulis Wise, sebagaimana ditulis The Huffington Post.
Pemberi utang terbesar Trump dilaporkan adalah Deutsche Bank, institusi Jerman yang memiliki hubungan dengan Rusia. Keterikatan seperti itu biasanya mengecualikan seseorang dari izin keamanan sangat rahasia.
Selain itu, Trump memiliki kepentingan bisnis internasional atau hubungan bisnis dengan orang-orang di Cina, Rusia, dan berbagai negara lain yang menyimpan kepentingan yang bertentangan dengan Amerika Serikat, yang dikhawatirkan akan mendapatkan keuntungan dari akses kepada rahasia negara AS.
Awal bulan ini, mantan Direktur CIA John Brennan mengatakan Trump “tidak hanya sangat meremehkan komunitas intelijen, tetapi juga mengabaikan informasi intelijen itu sendiri”.
Trump, kata Brennan, “Telah menyerukan pengungkapan intelijen secara besar-besaran untuk memajukan kepentingan politik pribadinya.” Ia katakan itu kepada Lawrence O’Donnell di MSNBC.
Awal tahun depan, Trump akan meninggalkan Gedung Putih dengan pengetahuan tentang sejumlah rahasia negara serta catatan yang dapat dia gunakan untuk apa yang dikatakan Brennan “memajukan kepentingan pribadinya secara politik atau bahkan keuangan”.
Trump seringkali bertindak sembrono dalam menangani informasi rahasia di Gedung Putih, seperti saat dia membual tentang mengetahui informasi sensitif terkait dengan ancaman teroris kepada para pejabat Rusia di Kantor Oval pada 2017. Pada tahun itu pula, Trump juga membahas lokasi dua kapal selam nuklir Amerika di dekat Korea Utara dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Awal tahun ini, The Huffington Post mencatat, Trump mengungkapkan keberadaan sistem senjata nuklir rahasia Amerika Serikat dalam wawancara dengan Bob Woodward untuk buku terbaru jurnalis tersebut. Tahun lalu, Trump mengunggah di Twitter apa yang menurut para ahli merupakan foto satelit rahasia atas instalasi nuklir Iran. [The Huffington Post/NBC News. The New York Times]