Warga Palestina Balas Serangan Israel ke Gaza dengan Peluncuran Balon Pembakar
Selain roket-roket, pelepasan balon-balon pembakar yang dilakukan Hamas selama ini juga membuat Israel kelabakan.
JERNIH— Kreativitas justru seringkali meledak di masa peperangan dan kondisi kritis. Para pejuang Palestina meluncurkan balon-balon pembakar dari Jalur Gaza, Selasa (24/8), beberapa jam setelah tentara Zionis Israel (IDF) menyerang sasaran-sasaran sipil di Jalur Gaza, Senin malam. Sepanjang Selasa ini terjadi setidaknya 10 kebakaran, dipicu oleh balon pembakar yang diluncurkan ke Israel dari daerah kantong pantai yang dikelola para pejuang Hamas.
Jet-jet tempur Israel pada Senin malam lalu menyerang lokasi-lokasi permukiman di Khan Younis, Jabaliya, serta lingkungan perumahan Shejaiya di Kota Gaza. Juru Bicara IDF mengkonfirmasi bahwa semua itu berada di daerah sipil, dekat sebuah sekolah.
Selama Senin malam itu IDF bahkan melakukan serangan tambahan ke titik yang mereka sebut ‘terowongan Hamas’ di Khan Younis. Israel berkilah, serangan Senin itu mereka lakukan sebagai tanggapan atas penembakan balon pembakar.
“Itu membuktikan sekali lagi bahwa organisasi teroris Hamas terus memimpin dan membuat Gaza menjadi negara teroris,” kata pihak IDF, tanpa merasa malu membombardir pemukiman sipil.
Meskipun peluncuran balon terus berlanjut, kendaraan impor dan kerikil diizinkan masuk ke Jalur Gaza dari Israel pada hari Selasa.
Sesaat sebelum serangan dimulai, seorang pedagang Palestina dilaporkan ditangkap oleh pasukan Israel di persimpangan Erez ke Jalur Gaza. Alasan penangkapannya, sebagaimana biasa, tidak jelas.
Terhadap serangan pesawat-pesawat jet Israel tersebut, pihak Palestina tidak tinggal diam. Sistem pertahanan udara Gaza menanggapi serangan udara itu dengan tembakan senapan mesin berat, yang suaranya bahkan terdengar di kota Sderot Israel, situs berita Israel, KAN, melaporkan.
Pejabat Hamas Ismail Radwan menanggapi serangan udara Selasa pagi, dengan mengatakan bahwa “pemboman pendudukan di Jalur Gaza menunjukkan kebingungan dan kegagalan Israel atas ketabahan dan stabilitas rakyat Palestina.
“Perlawanan ini akan terus kami lakukan. Pendudukan dan kolonialisme akan gagal. Pengeboman hanya akan meningkatkan tekad dan ketekunan kami untuk mengambil hak-hak kami,” kata Ridwan.
Situasi Gaza kembali memanas setelah para pejuang Palestina berhasil melukai seorang petugas Polisi Perbatasan, Sersan Barel Shmueli, hingga terluka parah. Shmuelli ditembak seorang pejuang Palestina selama merebaknya kerusuhan di sepanjang perbatasan Gaza. Shmueli kini masih dalam kondisi kritis.
Palestina juga mengumumkan akan adanya demonstrasi lain di sepanjang perbatasan, yang direncanakan untuk hari Rabu di Jalur Gaza selatan, timur Khan Younis. Sebuah pernyataan pada hari Selasa menyerukan penggalangan massa untuk berpartisipasi dalam acara tersebut, yang digambarkan oleh Palestina sebagai “aksi damai.”
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh telah melakukan kontak dengan pejabat Mesir mengenai peristiwa baru-baru ini di Gaza, sebagaimana dilaporkan Al-Aqsa TV , Selasa. Mesir menutup Rafah Crossing pada hari Selasa untuk hari kedua, dilaporkan sebagai tanggapan atas kerusuhan kekerasan di mana Shmueli terluka. Radio Angkatan Darat melaporkan bahwa Mesir juga membuat keputusan untuk tidak mengizinkan pelancong dengan paspor Palestina mendarat di Kairo.
Terlepas dari keputusan Mesir, penyeberangan dengan Israel tetap dibuka pada hari Senin dan Selasa dan tidak ada indikasi yang dibuat bahwa rencana untuk mentransfer dana Qatar ke Gaza akan terganggu. Truk-truk bermuatan besi konstruksi, solar, bensin dan gas memasuki Jalur Gaza melalui Kerem Shalom Crossing pada hari Senin, menurut laporan Palestina.
Organisasi sayap kanan Israel, Im Tirtzu, Senin lalu mengumumkan untuk mengorganisasi protes di depan persimpangan, yang terletak di Jalur Gaza selatan, pada pukul 5 pagi pada hari Rab, untuk memprotes berlanjutnya pengiriman barang ke Jalur Gaza.
Pada Sabtu malam lalu, Israel melakukan serangan udara terhadap tempat-tempat di Gaza, mengatasnamakan klaim bahwa di sana adalah tempat penyimpanan dan pembuatan senjata Hamas di Gaza.
Balon-balon pembakar yang dilepas pejuang Palestina memang memusingkan para kolonialis Israel. Kepala Dewan Regional Eshkol Gadi Yarkoni menanggapi balon pembakar itu sebagai, “Keberanian kelompok Palestina untuk menyalakan kembali serangan teror balon dan menyalakan hutan kita, harus dihentikan.”
Pada Minggu malam, balon peledak dilaporkan diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel selatan. Sejumlah kebakaran dilaporkan terjadi pada Senin pagi di sana, meskipun hingga saat ini belum jelas apakah kebakaran tersebut disebabkan oleh balon-balon pembakar atau sebab lain. [The Jerusalem Post]