Crispy

Tangkal Hoaks Virus Corona, Pemerintah Bentuk COVID-19

JAKARTA – Wabah virus corona rupanya kerap digunakan oleh penyebar hoaks (informasi bohong) untuk menakut-nakuti masyarakat. Dari catatan pemerintah, sedikitnya ada 102 berita bohong terkait penyebaran virus menakutkan tersebut.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, meminta agar para penyebar hoaks menghentikan aksi tersebut. Sebab saat ini pemerintah tengah sigap terhadap wabah virus yang pertama menyebar di Wuhan, Cina itu. 

”Saya mohon semua pihak tidak mengembangkan hoaks dan menghentikannya karena hal itu tidak baik,” ujarnya di Jakarta, Senin (17/2/2020).

“pemerintah memiliki kesiapsiagaan yang sangat tinggi terhadap wabah ini, termasuk agar corona tidak berjangkit di Indonesia,” Moeldoko menambahkan.

Moeldoko menjelaskan, KSP kini menjadi pusat informasi seputar virus corona. Dimana pihaknya membentuk COVID-19. 

Tujuan dari pusat informasi terpadu itu, lanjut Moeldoko, adalah agar dapat memberikan informasi yang sesungguhnya ke masyarakat.

”Kami dirikan COVID19 (di KSP) tujuannya, di antaranya untuk menanggapi hoaks itu agar masyarakat mendapat informasi sesungguhnya. Kalau tidak dikelola dengan baik informasi jadi liar,” kata Moeldoko.

“Kami tetap mengimbau agar jangan lagi mengembangkan hoaks-hoaks menyesatkan,”  Moeldoko melanjutkan.

Sekadar diketahui, hingga Senin (17/2/2020) pagi, dari data Komisi Kesehatan Cina sebanyak 1.775 korban jiwa meninggal akibat virus corona. Dengan jumlah total kasus yang dilaporkan sebanyak 70.548, dan 10.844 di antaranya telah menjalani perawatan dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. 

Sementara pemerintah Indonesia telah mengobservasi sebanyak 285 orang selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau dan kini telah dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.  

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyebut 285 orang yang telah menjalani observasi tersebut dalam kondisi sehat dan siap kembali berkumpul bersama keluarga. Sebab telah menjalani masa observasi 14 hari di Natuna, sesuai protokoler kesehatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

“Itu proses protokol kesehatan dari WHO yang kita ikuti secara ketat. Karantina di Natuna juga ketat diawasi, dicek harian. Sekarang sudah 14 hari, memang protokolnya seperti itu,” ujarnya di Jakarta, Jumat (14/2/2020).

Ia memastikan, para WNI tersebut dalam keadaan sehat meski tak lagi di observasi. Bahkan yang pulang ke kampung halamannya bebas dan sehat dari virus Corona.

“Jadi kalau sekarang mereka kembali ke masyarakat ya itu dipastikan bahwa prosedur sudah dilalui dan kembali,” katanya.

“Kita harapkan masyarakat juga menerima apa adanya. Udah 14 hari dikarantina dan enggak ada masalah,” Jokowi menambahkan. [Fan]

Back to top button