Crispy

Malaysia Bikin Robot Medis, tapi Kasus Infeksi Covid-19 terus Turun

Kuala Lumpur — Malaysia membuat robot perawat untuk mendukung petugas kesehatan menangani pasien Covid-19, dan mengurangi risiko infeksi di kalangan staf medis.

Robot putih setinggi 1,5 meter, mirip R2-D2 dalam film Star Wars, dilengakapi perangkat yang memungkinkan interaksi dokter-pasien dari kejauhan.

Dr Hasan Firdaus Mohammed Zaki, dari Departemen Mekatronik di International Islamic University Malaysia (IIUM), mengatakan saat ini pihaknya masih mengumpulkan data dan umpan balik di rumah sakit Kuala lumpur dengan Medibot Versi 2.

“Pemerintah tertarik memiliki robot yang cepat dikerahkan di rumah sakit, untuk menangani pasien virus korona,” kata Zaki.

Produksi robot tergantung pandanaan pemerintah dan lembaga swasta. Satu prototipe Medibot Versi 2 sekitar 3.430 dolar AS, atau Rp 53 juta.

Insinyur Malaysia, menurut Zaki tergerak melakukan sesuatu setelah melihat dokter-dokter Cina kewalahan menangani pandemi virus korona di Wuhan.

“Kami bertanya-tanya apakah kami dapat berkontribusi melalui cara yang lebih teknis bagi pasukan garda depan kami,” ujar Zaki.

“Muncul ide mengembangkan robot telepresence, yang memungkinkan dokter berinteraksi dengan pasien dari kejauhan,” lanjutnya. “Ini meminimalkan kontak langsung pasien dengan dokter dan perawat.”

Medibot memiliki mikrofon dan speaker, sensor suhu, stetoskop elektronik, dan sistem yang memantau tekanan darah pasien secara real time. Medibot juga dapat diubah menjadi robot sprayer untuk keperluan disinfeksi.

“Jika Anda melihat ke fungsi Medibot, terbuka kemungkinan memanfaatkan robut pasca Covid-19,” kata Zaki.

Menurut Zaki IIUM sedang merundingkan persyaratan dengan agen pemerintah dan swasta untuk kemitraan bersama. Namun, katanya, IIUM akan menyimpan detail robot sampai kesepakatan tercapai.

Namun tidak semua orang menyambut baik kehadiran robot. Dr Sazzli Kasim, direktur RS University Teknologi Mara, mengatakan robot bukan kebutuhan mendesak saat ini.

“Wabah virus korona di Malaysia tidak separah di negara lain,” katanya kepada Arab News.

Robot, lanjutnya, akan sangat berguna saat korban virus korna sedemikian banyak. Atau saat semua orang bingung mengatasi jumlah pasien.

Di Italia dan Inggris, lanjutnya, orang berbagi ventilator. Di kedua negara itu banyak orang sakit dibanding unit perawatan intensif.

“Di Malaysia, pasien virus korona kurang dari 20 persen dari jumlah perawat di ICU,” katanya.

Jumlat lalu, Malaysia mencatat 5.257 kasus Covid-19 terkonfirmasi, dengan 86 ekmatian. Tingkat infeksi menurun dalam beberapa hari terakhir.

Back to top button