Wabah Pes di Mongolia Dalam, Cina Tutup Satu Desa
- Dua korban tewas akibat pes diketahui mengkonsumsi marmut.
- Tahun 1911, perburuan marmut besar-besaran memunculkan wabah pneumonia yang membunuh 63 ribu orang.
- Meski marmut diketahui menyebarkan pes, daging marmut dianggap obat tradisional.
Baotou — Otoritas Cina di Mongolia Dalam mentup sebuah desa, setelah kematian kedua wabah pes — penyakit yang berabad-abad menimbulkan bencana paling mematikan dalam sejarah umat manusia.
Otoritas Kesehatan di Baotou, kota terbesar di Mongolia Dalam, dilaporkan hari Minggu lalu. Komisi Kesehatan Baotou, Kamis 6 Agustus 2020, memastikan bahwa korban tewas adalah pasien wabah pes.
Korban meninggal akibat kegagalan sistem peredaran darah. Tidak disebutkan bagaimana pasien terjangkit wabah mematikan itu.
Untuk menghentikan penyebaran otoritas Cina di Mongolia Dalam menutup Desa Suji Xincun, asal pasien meningga, dan mendisinfeksi setiap rumah.
Seluruh penduduk diperiksa, dan sejauh ini tidak ada lagi yang terjangkit.
Damao Banner, distrik tempat Desa Suji Xincun berada, dinyatakan Siaga Tiga untuk pencegahan wabah. Keadaan ini diperkirakan berlangsung sampai akhir tahun.
Korban pes dari Desa Suji Xincun adalah kedua sepanjang tahun ini. Sebelumnya, pes ditemukan Juli lalu di Bayannur, kota kecil di Mongolia Dalam. Cina bereaksi cepat, dengan mengeluarkan Siaga Tiga, dan menutup tempat-tempat wisata.
Wabah pes disebabkan bakteri, dan ditularkan melalui gigitan kutu tikus yang terinfeksi. Selama abad pertengahan, 50 juta penduduk Eropa tewas akibat pes. Pandemi pes itu dikenal dengan sebutan Black Death.
Pasien pes mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, demam, kedinginan, dan batuk. Jika diketahui sejak awal, pasien pes bisa diobati dengan antibiotik.
Antiobiotik pula yang membantu menahan wabah, mencegah penyebaran cepat seperti pada abad pertengahan di Eropa. Namun, pes sama sekali tidak bisa dihilangkan, dan akan selalu muncul.
Pes di Setiap Benua
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 1.000 sampai 2.000 penduduk duni terangkit pes setiap tahun. Namun, angka ini tidak memperhitungkan kasus tidak dilaporkan.
Data 2016 menunjukan pes ada di setiap benua, terutama AS bagian barat, sebagian Brasil, wilayah tenggara Afrika, dan sebagian besar wilayah Cina, India, dan Timut Tengah.
Di AS, setiap tahun selalu ada puluhan orang terjangkit pes. Pada 2015, misalnya, dua orang di Colorado meninggal akibat pes. Tahun sebelumnya ada delapan kasus yang dilaporkan.
Di Cina, Komisi Kesehatan Nasional mencatat 31 kasus pes antara 2009-2019, dengan 12 kematian.
Pes tidak melulu muncul dari tikus. Kantor berita Xinhua melaporkan di Mongolia Dalam, korban pes terjangkit setelah mengkonsumsi daging marmut. Lainnya, terjangkit pes dan meninggal, setelah memakan ginjal marmut.
Di Mongolia Dalam, ginjal marmut diyakini sebagai obat tradisional. Ginjal marmut dipercaya meningkatkan kesehatan tubuh.
Marmut adalah bintang sejenis tuai tanah besar, dan dikonsumsi secara besar-besaran di beberapa wilayah Cina, termasuk Mongolia Dalam.
Pakar kesehatan Cina yakin marmut menyebabkan epidemi wabah pneumonia tahun 1911, yang menewaskan 63 ribu orang di timur laut Cina.
Di Cina, marmut diburu untuk diambil bulu, dan dimakan dagingnya. Produk fashion berbahan bulu marmut populer di pasar internasional.
Namun produk bulu marmut yang terinfeksi, dan diperdagangkan secara internasional, diyakini menginfeksi ribuan orang di sepanjang perjalanan dari satu ke lain pasar.