Dokter di Kenya yang Tolak Vaksinasi, Meninggal karena Covid
Dr Karanja merupakan juru kampanye anti-aborsi terkemuka. Pada 2018 menjadii saksi ahli, untuk kasus pemerintah yang digugat karena mencabut pedoman aborsi.
JERNIH-Dokter Stephen Karanja yang selama ini dikenal sebagai seorang dokter penentang vaksinasi Corona, diketahui meninggal karena terinfeksi Covid-19.
Dokter dari Kenya ini selama ini menyatakan dirinya tidak memerlukan suntikan vaksin Corona, ia bahkan menganjurkan agar warga Kenya menghirup uap serta minum tablet hidroksiklorokuin.
“Kami juga tahu bahwa vaksinasi untuk penyakit ini sama sekali tidak perlu sehingga membuat tindakannya mencurigakan,” kata ginekolog ini setiap menolak vaksinasi.
Dilansir BBC, dokter Karanja dianggap bertentangan pendapat dengan gereja Katolik atas keamanan vaksin Corona.
Dokter Stephen Karanja yang merupakan dokter kandungan, meninggai setelah mendapat perawatan intensif di rumah sakit karena komplikasi akibat Covid-19. Ia meninggal dunia pada Kamis (29/4/2021) lalu, seminggu setelah dirawat.
Pada tanggal 3 Maret 2021 lalu, dr Karanja menulis surat yang isinya menyebut ada obat yang dipakai dan digunakan secara efektif untuk mengobati Covid-19.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun turut menentang klaim penolakan dr Karanja.
Di berbagai forum yang didatanginya, ia selalu menganjurkan agar warga kenya melakukan pengobatan alternatif, termasuk inhalasi uap dan minum obat seperti hidroksiklorokuin dan Ivermectin. Obat-obat itu hingga kini belum disetujui WHO untuk mengobati Covid-19.
“(Vaksin) yang didistribusikan di Kenya sudah ditinjau dan ditemukan aman, tidak hanya dengan proses yang ketat dari WHO tetapi juga oleh beberapa otoritas regulasi yang ketat,” kata WHO pada Maret. (tvl)