Setelah Terus Terang Ngaku Belum Terima Vaksin, Ugur Sahin Kelabakan Membantah
- Setelah video itu viral dan direspon banyak orang, Ugur Sahin kelabakan dan memposting bantahan.
- Belakangan dia mengaku telah menerima vaksin dua dosis.
- BioNTech menyebut video itu sudah usang karena dibuat tahun lalu.
JERNIH — Ugur Sahin, pengembang vaksin Pfizer-BioNTech, terus terang mengatakan dia dan keluarganya belum menerima vaksin.
Sahin, profesor onkologi dan imunologi, mengatakan hal itu dalam wawancara dengan saluran DW TV Jerman. Rekaman wawancara dalam Bahasa Inggris itu viral di media sosial, dan direspon banyak orang.
Dalam wawancara itu reporter DW TV bertanya; “Apakah Anda mengijinkan pertanyaan pribadi?” Setelah Sahin memberi isyarat mengijinkan pertanyaan disampaikan; “Saya mendengar Anda belum mengambil vaksin. Mengapa?”
Sahin menjawab bahwa dia secara hukum tidak diijinkan mengambil vaksin saat ini karena ada daftar prioritas. “Lebih penting bagi kami rekan keja dan mitra kami divaksinasi,” Sahin menambahkan.
“Yang juga penting adalah kami tidak diijinkan berpartisipasi dalam uji klinis,” lanjut Sahin.
Setelah video itu viral dan menimbulkan reaksi kers, Sahin kelabakan dan memposting bantahan di situs jejaring profesional Linkedn pekan ini. Rekan-rekan mendesak Sahin berbagi foto diri sedang diinokulasi, namun ia menolak melakukannya.
Menurut Sahin, komunikasi yang diperlukan bukan tentang dirinya tapi kontribusi pada transparansi ilmiah dan memberikan data, fakta, dan wawasan.
Belakangan Sahin megnatakan sejak wawancara itu ia dan istrinya menerima dua dosis vaksin dan booster. Postingan di Linkedn disertai foto Sahin melawan Covid-19.
“Ini untuk mengatasi rumor palsu di media sosial, yang menyebutkan saya menolak divaksinasi,” katanya.
Di Twitter, video itu masih ditonton banyak orang. Kantor pers BioNTech berkewajiban mengomentari, dengan mengatakan video itu ketinggalan jaman.
“Wawancara itu direkam setahun lalu, ketika hanya orang tua dan mereka yang berada di kelompok risiko tinggi di Jerman secara hukum memenuhi syarat menerima vaksin,” kata kantor pers BioNTech.