Bulan Ramadhan, Momen Tepat Proaktif Lawan Radikal Terorisme
“Kita bisa manfaatkan hal-hal positif di bulan yang mulia ini. Dengan dakwah bil-hal, kita bisa menerapkan bakti sosial, proaktif terhadap konten negatif radikal, berlomba-lomba berbuat kebaikan”
JERNIH – Bulan Ramadhan merupakan momen yang tepat dan harus dimaksimalkan untuk hal positif, baik berkaitan dengan ibadah agama, maupun lingkungan dan komunitas. Bahkan menjadi wadah melawan radikal terorisme.
Demikian dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Denny Sanusi, di Jakarta, Jumat (1/4).
“Kita bisa manfaatkan hal-hal positif di bulan yang mulia ini. Dengan dakwah bil-hal, kita bisa menerapkan bakti sosial, proaktif terhadap konten negatif radikal, berlomba-lomba berbuat kebaikan,” ujarnya.
Denny mencermati sebaran konten negatif radikal yang semakin masif melalui produksi hoax, hatespeech, dan fitnah yang mengganggu ketentraman dan mengancam keutuhan persatuan bangsa.
“Saat ini memang konten negatif tetap beredar di sekeliling kita, mereka yang sudah tercuci otak ini (kelompok radikal) tidak peduli akan hadirnya bulan Ramadhan, kita yang harus proaktif,” katanya.
Baca Juga: Alih-alih Mengutuk Invasi, Indonesia Justru Aji Mumpung Beli Minyak Rusia
Menurutnya, akan menjadi serius dikemudian hari jika media tetap dibiarkan diisi oleh kelompok radikal.
Bahkan masyarakat bakal menjadi lebih percaya terhadap berita hoax, jika kelompok moderat tidak mengambil peran.
“Kalau diam, nanti media mereka kuasai dan akhirnya masyarakat terbiasa menelan berita yang mereka propagandakan. Itu berbahaya,” kata dia.
Lawan Sebaran Narasi Radikal Intoleran di Media
Sekretaris Jenderal Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) ini mendorong agar di bulan Ramadhan selain memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, umat juga dapat berperan melawan sebaran narasi radikal intoleran di media.
“Harus masif dan militan melawan kelompok mereka (radikal), jika mereka menyerang dengan konten maka kita serang kembali dengan konten,” ujar dia.
“Kalau mereka menyerang melalui media kita serang balik melalui media,” lanjut dia.
Dengan cara tersebut, Denny optimis konten berimbang yang berisi konten keagamaan maupun konten positif lainnya dapat menutup ruang narasi kelompok radikal.
Disamping itu, peran pemerintah beserta segenap tokoh agama bisa memanfaatkan momen Ramadhan sebagai wadah memasifkan upaya pencegahan radikalisme.
“Bukti konkritnya adalah kita lakukan ceramah, tabligh akbar, seminar atau workshop misalnya,” katanya.
“Kita menghimbau para tokoh agama agar juga harus masif dan militan melawan kelompok radikal. Kita isi tahun ini dengan hal positif. Kita wajib membantu pemerintah,” ujarnya.
Denny berpesan agar masyarakat mampu menahan dan mengendalikan diri menyikapi berbagai hal yang terjadi, khususnya fenomena hoax dan hatespeech di dunia maya, demi membangun kehidupan yang harmonis dan saling bertoleransi.
“Mari kita sibukkan diri dengan segala sesuatu yang positif, yaitu menyibukkan diri dengan amalan agama atau segala sesuatu yang berhubungan dengan nasihat agama, syiar agama sehingga tidak ada ruang untuk kita mendengar hal hal yang negatif,” Sanusi mengakhiri.