Protes Kematian Gadis Kurdi di Tangan Polisi Moral Meluas, Perempuan Iran Bakar Hijab
- Aksi protes meluas ke berbagai kota di Iran, termasuk di kota suci Qom dan Masyhad.
- Kali pertama sejak Revolusi 1979, perempuan Iran berani lepas dan bakar hijab.
JERNIH — Protes kematian gadis Kurdi di tangan Polisi Moral melanda sejumlah kota di Iran, termasuk di Qom — kota suci Syiah — berlanjut. Hari kelima protes ditandai pembakaran hijab oleh sekelompok perempuan.
Dalam video yang dibagikan di Twitter oleh @1500tasvir — yang memiliki 80 ribu pengikut — menunjukan wanita melepas hijab dan, dalam beberapa adegan, membakarnya.
Pertunjukan ini belum pernah terjadi sejak Revolusi 1979, atau setelah hijab diwajibkan bagi wanita.
Dalam salah satu video aksi protes di kota Sari, seorang wanita menari dengan hijab di tangan. Wanita itu melempar hijab ke dalam kobaran api dan pengunjuk rasa bersorak.
Di Masyhad, kota kelahiran Iman Ali Khamenei dan rumah bagi kuil Iman Syiah, protes juga berlangsung keras. Pengunjuk rasa merebut dua mobil polisi, seorang wanita berdiri di atas mobil dan berteriak; “Kami tidak menginginkan Republik Islam.”
Protes juga berlangsung di Qom, kota suci Shiah dengan banyak ulama senior berbasis. Tidak ada laporan bagaimana protes berlangsung di tempat ini.
Di Shiraz, pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa dan menebar gas air mata untuk membubarkan masa. Ada yang menuntut perubahan rezim.
Kantorberita resmi IRNA melaporkan aksi protes, tapi meremehkan ukuran dan signifikansinya. IRNA juga menuduh pengunjuk rasa merusak properti publik.
Mahsa Amini, Polisi Moral
Aksi protes anti-hijab meledak setelah Mahsa Amini, seorang gadis Kurdi, ditangkap Polisi Moral karena dianggap mengenakan hijab tidak pantas. Hijab yang dikenakan Amini tidak menutupi seluruh rambut.
Amini ditangkap, ditahan, disiksa, dan tewas. Di Propinsi Kurdistan, kematian Amini direspon dengan protes keras. Tiga orang tewas.
Di Tehran, pasukan keamanan menangkap beberapa warga negara asing selama protes di ibu kota, dan menuduh agen intelejen asing terlibat dala kerusuhan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Naser Kanani mengutuk apa digambarkan sebagai intervensionis AS dan Uni Eropa dalam kematian Amini.