Perempuan ISIS Paksa Bocah Berusia 13 Tahun Bersetubuh Agar Hamil
- Ibu-ibu ISIS yang memiliki putra berusia 13 tahun meminta otoritas kamp menyelamatkan anak-anak mereka.
- Pejabat Keamanan Suriah hanya menyelamatkan laki-laki usia puber ke fasilitas baru.
JERNIH — Perempuan pengikut ISIS di kamp-kamp tahanan Suriah menjadikan bocah usia 13 tahun sebagai budak seks untuk menghamili mereka dan meningkatkan populasi Khilafah.
Daily Beast, Kamis 23 Februari, melaporkan setidaknya sepuluh anak-anak di Camp al-Hawl di sebelah timur Suriah diwajibkan melakukan hubungan seksual dengan puluhan wanita.
“Kami dipaksa berhubungan seks dengan wanita ISIS agar mereka bisa hamil,” kata dua dari sepuluh anak laki-laki yang diidentifikasi bernama Ahmet (13) dan Hamid (14) kepada penjaga Camp al-Hawl. “Bisakah kalian mengeluarkan kami dari sini,” kata satu anak yang lain.
Satu anak yang lain mengatakan rekannya dipaksa berhubungan seks dengan delapan wanita ISIS hanya dalam beberapa hari.
Pejabat Pasukan Pertahanan Suriah (SDF) mengatakan saat ini terdapat 8.000 wanita dan ana-anak yang berafiliasi dengan ISIS menghuni tahanan sejak kelompok itu dikalahkan tahun 2019. Laki-laki anggota ISIS ditahan di kamp terpisah.
Di Camp al-Roj, juga di timur Suriah, situasi serupa terjadi. Wanita ISIS mengeksploitasi anak laki-laki yang ditahan bersama mereka. Salah satu anak laki-laki tak sadarkan diri dan dirawat di rumah sakit akibat diberi zat seperti Viagra yang membuatnya bisa berhubungan seks berkali-kali.
Ibu-ibu yang berada dalam tahanan ISIS dan memiliki satu atau dua putra berusaha melindungi anak-anak mereka, dengan meminta otoritas kamp memindahkan putra-putra mereka ke pusat rehabilitasi.
Permohonan itu didengar dan pejabat Suriah mengeluarkan kebijakan memindahkan laki-laki yang memasuki masa puber ke fasilitas baru. Di kamp baru, anak laki-laki itu menerima konseling anti-ekstremisme dan dipersiapkan kembali ke masyarakat.
PBB mengecam kebijakan itu, dengan menyebutnya melanggar hukum. Menariknya, PBB menyarankan anak-anak itu dihilangkan paksa atau dijual.
Banyak wanita ISIS menolak repatriasi ke negara asal mereka karena khawatir tidak diterima. Shamina Begum, wanita ISIS asal Inggris, dicabut kewarga-negaraannya dan dilarang kembali.
Pejabat SDF lainnya mengatakan banyak wanita ISIS hamil tanpa tahu siapa yang menghamili mereka, tapi mereka tidak tahu jumlah pastinya. Beberapa melahirkan secara rahasia, dengan harapan populasi ISIS meningkat saat mereka keluar dari kamp.