Cerita Nanang Sopir Bus yang Bantu Tetangga Desanya Mudik
Tidak hanya memberi tumpangan bus gratis, Nanang bahkan memberi uang sekedarnya untuk membantu tetangganya itu
JERNIH-Sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia untuk pulang ke kampung halamannya saat merayakan Lebaran. Mereka berupaya sampai kampung halaman dengan menggunakan berbagai moda angkutan antara lain angkutan bus.
Namun selalu ada orang yang apes dalam perjalanan mudik yakni menjadi korban pencopetan sehingga orang tersebut kesulitan membayar tiket bus untuk mudik.
Kejadian semacam itu pernah ditemui Nanang (60), sopir bus PO Lana Jaya di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur yang dengan sukarela membantu seorang penumpang yang kekurangan ongkos karena penumpang tersebut kehilangan dompet dan ponsel ketika hendak menuju Sukabumi, Jawa Barat dari Terminal Kampung Rambutan.
Ternyata orang yang ditolong tersebut orang yang berasal dari desa yang sama dengan Nanang.
“Dia ternyata tetangga beda kampung,” kata Nanang menjelaskan keputusannya membantu calon penumpang yang kehilangan dompet tersebut.
Tidak hanya memberi tumpangan bus gratis, Nanang bahkan memberi uang sekedarnya untuk membantu tetangganya itu.
“Malah saya kasih ongkos”.
Nampaknya penumpang yang ditolong tersebut sangat terkesan, sehingga keesokan harinya penumpang tersebut mengunjungi Nanang ke rumahnya untuk mengucapkan terimakasih karena telah menolongnya saat ia tidak memiliki ongkos pulang ke Sukabumi.
“Saya enggak mengharap, tapi dia nyari nama dan tempat saya kerja. Ditunjukkin sama tukang ojek (ke rumah). Istri saya ada di rumah, cuma saya lagi jalan (terminal),”.
Dijelaskan oleh Nanang bahwa kebaikan yang dilakukannya kepada penumpang tersebut menjadi balas budi yang tidak pernah ia harapkan. Hingga saat ini Nanang dan penumpang tersebut masih terus berhubungan dan bahkan sering bertemu.
“Penumpang itu mau ucapin terima kasih. Malah jadi balas budi yang enggak diharapkan. Sampai sekarang masih berhubungan baik, dia suka main ke rumah,” kata Nanang.
Nanang mengatakan bahwa kejadian seperti itu sangat jarang terjadi, tetapi, tindakan dia menolong penumpang tersebut karena ingat akan anaknya. Ia berpikir jika anaknya tengah mengalami kesulitan, akan ada orang yang bisa membantunya
“Kejadian kayak gini jarang, cuma waktu itu saya ingat kalau anak saya kejadian juga kayak gini gimana, misalkan enggak ada yang nolong,”. (tvl)