NASA Kirim Pesawat Luar Angkasa OSIRIS-APEX untuk Pelajari Asteroid Dewa Kekacauan
- OSIRIS-APEX tidak akan mendarat di permukaan asteroid, tapi berada sangat dekat untuk mempelajari permukaannya.
- Asteroid Apophis akan berada pada jarak dekat dengan Bumi pada 13 April 2029.
JERNIH — OSIRIS-Rex, pesawat Badan Luar Angkasa AS (NASA) yang baru saja kembali dari perjalanan luar angkasa, ditugaskan lagi untuk mempelajari asteroid berjuluk ‘Dewa Kekacauan’ yang mulai mendekati Bumi.
NASA mengganti nama pesawat itu dari OSISIR =Rex menjadi OSIRIS-APEX. Pesawat akan mendekati asteroid Apophis yang akan terbang sangat dekat dengan Bumi tahun 2029. Kunjungan dekat Apophis dengan Bumi belum pernah tercatat dalam sejarah manusia.
OSIRIS-Rex kembali ke Bumi September lalu, setelah tujuh tahun mengumpulkan sampel batuan luar angkasa.
Apophis Sang Dewa Kekacauan diperkirakan akan melintasi Bumi pada 13 April 2029 pada jarak 20 ribu mil — lebih dekat dari beberapa satelit buatan manusia. Apophis akan terlihat di belahan Bumi bagian timur.
Asteroid itu berukuran 370 meter. NASA mengatakan Apophis berada sangat dekat dengan Bumi setiap 7.500 tahun.
“Gravitasi Bumi akan mempengaruhi batuan luar angkasa saat mendekati orbit, dan OSIRIS-APEX akan mempelajari bagaimana permukaan asteroid berubah,” kata Amy Simon, ilmuwan proyek misi ini.
Dampak Bumi diperkirakan akan mengubah lama hari asteroid, yang saat ini 30,6 jam per hari. Akibatnya, Apophis akan mengalami longsor dan gempa.
“Kita tahu gaya pasang-surut dan akumulasi material tumpukan puing adalah proses dasar yang dapat berperan dalam pembentukan planet,” kata Dani Mendoza DellaGiustina, peneliti utama OSIRIS-APEX di Universitas Arizona.
OSIRIS-APEX akan bertemu Apophis, asteroid tipe S, pada 13 April 2029 tapi tidak akan mendarat di permukaannya. Pesawat akan beroperasi sangat dekat dengan Apophis selama 18 bulan.
Saat itu, OSIRIS-APEX tidak hanya akan melihat perubahan permukaan, tapi juga memetakan permukaan dan menganalisis susunan kimia batuan itu, kata NASA.
OSIRIS-APEX juga berada pada jarak 16 kaki dari permukaan asteroid itu agar bisa menembakan pendorong ke bawah untuk mengintip material yang ada di bawah.
Meski asteroid itu masih berjarak lima tahun lagi dari Bumi, ilmuwan akan mengamatinya saat asteroid berada pada jarak terdekt dari enam jarak terdekat dengan Matahari.