Hingga 20 Juni Empat Provinsi Ini Dalam Status Siaga Banjir
Adapun keempat provinsi tersebut adalah Sumatera Selatan, Maluku, Papua Tengah dan Papua Barat Daya.
JERNIH-Hingga 20 Juni mendatang empat provinsi ini berada dalam status siaga banjir dipicu curah hujan berintensitas sedang-deras. Peringatan tersebut disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), berdasarkan data Kedeputian Bidang Klimatologi BMKG yang melaporkan bahwa keempat provinsi siaga potensi banjir akibat tingginya intensitas curah hujan.
Adapun keempat provinsi tersebut yakni Sumatera Selatan, Maluku, Papua Tengah dan Papua Barat Daya.
Tim ahli klimatologi BMKG mengklasifikasikan potensi banjir di Sumatera Selatan dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil analisa dasarian II yang berlangsung hingga 20 Juni hujan akan merata mencakup seluruh 17 kabupaten/kota, sehingga tetap diperingatkan untuk siaga, sebagaimana dilansir Antara.
Menurut BMKG, potensi kerawanan tersebut akan melanda mulai dari Kabupaten Banyuasin, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ulu Timur, Penukal Abab Lematang Ilir, hingga kota Pagar Alam, Lubuk Linggau, dan Palembang.
Sedangkan potensi banjir tinggi di Provinsi Maluku diprakirakan meliputi Kota Ambon (Kecamatan Baguala, Leitimur Selatan, Nusaniwe, Sirimau, Telukambon), Kabupaten Maluku Tengah (Kecamatan Amahai, Leihitu, Leihitu Barat, Pulauharuku, Seram Utara), Kabupaten Seram Bagian Barat (Kecamatan Amalatu, Huamual, Inamosol, Kairatu, dan Kairatu Barat).
Untuk Provinsi Papua Barat Daya meliputi Kabupaten Maybrat (Kecamatan Mare), Kabupaten Sorong (Kecamatan Makbon, Sayosa), dan Sorong Selatan (Kecamatan Sawiat).
Potensi banjir tinggi di Provinsi Papua Tengah meliputi Kabupaten Mimika (Kecamatan Amar, Iwaka, Kuala Kencana, Kwamki, Narama, Mimika Barat dan sekitarnya), Kabupaten Deiyai (Kecamatan Bowobado, Kapiraya, Tigi Barat), dan Memberamo Raya (Kecamatan Memberamo Hulu dan Rufaer).
Selanjutnya untuk Provinsi Maluku, Papua Tengah dan Papua Barat Daya pada medio yang sama diklasifikasikan BMKG dalam kategori daerah yang potensi banjir tinggi.
Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, potensi peningkatan hujan dipicu oleh adanya beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif berada di wilayah Indonesia, yakni fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby Kelvin, hingga pola sirkulasi siklonik dan potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin.
Hal tersebut menyebabkan potensi dampak bencana akibat hujan di sejumlah wilayah Indonesia masih tinggi, meskipun sebenarnya sudah mulai memasuki musim kemarau. (tvl)