Crispy

Cegah Virus Hasil Mutasi, Denmark Kunci Wilayah Peternakan Cerpelai

  • Transportasi kereta api dan bus akan dihentikan.
  • Seluruh sekolah ditutup, dan siswa belajar via online.
  • PM Metter Frederiksen mengatakan kepada warganya, mata dunia kini tertuju ke Jutlandia.

Kopenhagen — Denmark mengunci tujuh wilayah di utara Jutlandia, dengan 280 ribu penduduk di dalamnya, untuk mencegah penyebaran virus korona hasil mutasi ke seluruh negeri.

“Mulai malam ini, Kamis 5 November, warga di utara Jutlandia dianjurkan tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran,” kata PM Mette Frederiksen kepada wartawan.

Virus korona bermutasi di cerpelai, dan menular ke manusia secara lebih cepat. Bagian utara Jutlandia adalah wilayah peternakan cerpelai terbesar, dengan 280 ribu penduduk terlibat dalam industri peternakan.

Semula, Denmark melakukan langkah pencegahand dengan memusnahkan 17 juta cerpelai di kandang-kandang di seluruh Jutlandia, dan memberi kompensasi kepada peternak.

Cara ini tidak akan efektif, jika tidak mencegah peternak keluar dari wilayahnya. Denmark khawatir penyebaran virus korona hasil mutasi mengancan efektivitas vaksin di masa depan.

“Kami meminta Anda di utara Jutlandia untuk melakukan sesuatu yang benar-benar luar biasa,” kata Frederksen. “Mata dunia tertuju kepada kita.”

Transportasi dari dan ke Jutlandia, kereta api dan bus, akan dihentikan. Sekolah-sekolah ditutup, dan siswa diperintahkan mengikuti belajar secara online dari rumah, sampai waktu tidak ditentukan.

Denmark adalah pengekspor bulu cerpelai terbesar di dunia, dengan Hong Kong dan Cina sebagai pasar utama. Lebih 40 persen produksi bulu cerpelai Denmark dihasilkan 1.080 peternak cerpelai Jutlandia.

Sejak temuan mutasi virus korona pada cerpelai, Denmark mulai menjadi pusat perhatian negara-negara Uni Eropa. Semula ditemukan 12 kasus infeksi virus korona hasil mutasi.

Peneliti mengatakan mutasi virus adalah hal biasa, dan seringkali tidak berbahaya. Namun beberapa hari meminta Denmark merilis lebih banyak data ilmiah untuk evaluasi lebih baik.

Otoritas kesehatan Denmark mengatakan virus korona hasil mutasi tidak menyebabkan penyakit lebih parah pada manusia, namun tidak bisa dihambat oleh antibodi yang biasa menghambat virus normal.

Muncul kekhawatiran virus hasil mutasi mengancam kemapuhan vaksin virus korona yang sedang dikembangkan di seluruh dunia.

Di utara Jutlandia, otoritas kesehatan percaya lima persen pasien virus korona membawa jenis mutasi, tapi tidak ada kasus baru dilaporkan.

Viggo Andreasen, profesor epidemiologi di Riskilde University, mengatakan virus hasil mutasi memiliki peluang bagus untuk menghilang selama mutasi dapat diatasi dengan efektif.

Denmark, negeri berpenduduk 5,8 juta, relatif terhindar dari kerusakan hebat akibat pendemi virus korona. Sejauh ini Denmark melaporkan 733 kematian. Namun Denmark merasa perlu melindungi warganya, dan menerapkan pembatasan nasional, Oktober lalu.

Back to top button