Crispy

Citra Satelit Memperlihatkan Cina Bangun Maket Kapal Induk AS untuk Sasaran Tembak Rudal

  • Foto-foto satelit memperlihatkan maket kapal induk dibuat sesuai ukuran asli USS Gerald Ford.
  • Ada pula maket freegat pembawa rudal, yang juga jadi sasaran tembak.
  • Semua maket dibangun di tengah Gurun Taklamakan.

JERNIH — Cina dikabarkan membangun sasaran tembak berbentuk seperti kapal perang AS di sebelah barat Gurun Taklamakan.

Sputnik News memberitakan foto-foto satelit yang diambil 20 Oktober oleh Maxar, sebuah perusahaan satelit swasta, memperlihatkan sasaran tembak berbentuk USS Gerald Ford — kapal induk terbesar, terbaru, dan termahal yang dibangun AS.

Foto-foto satelit memperlihatkan ada dua kapal perusak kelas Arleigh Burke di wilayah Ruoqiang.

Sasaran tembak berupa kapal induk dibuat dari bahan biru tua. Kapal-kapal yang lebih kecil cukup dibuat cukup rinci, mencakup maket peluncuran vertikal kapal perusak, infrastruktur jembatan, corong, dan helipad, plus tiang vertikal misterius.

Analis intelejen HI Sutton mengatakan yang terakhir mungkin berisi sensor kecepatan tinggi, kamera, dan reflektor radar.

Dalam gambar satelit juga terlihat rel-mobile persegi panjang besar, dilengkapi tiang tegak misterius.

Dimintai komentar tentang pembangunan sasaran tembak di gurun Taklamakan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin mengatakan tidak mengetahui situasinya.

Cina telah lama menggunakan sebelah barat Gurun Taklamakan untuk menguji sistem rudal terbaru. Di Ruoqiang, Cina menguji rudal pembunuh kapal induk DF-21D awal 2010 -an, serta menguji rudal balistik konvensional.

Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengumpulkan sejumlah besar rudal balistik dan jelajah yang diluncurkan dari darat, kapal induk, dan udara, untuk menghadapi kapal perang lawan.

Pasukan pembom PLA dilengkapi rudal anti-kapal, termasuk rudal balistik, rudal anti-kapal besar, yang diluncurkan dari udara.

Rilis citra satelit ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan Beijing-Washington atas berbagai masalah. Salah satunya kebebasan navigasi AS di Laut Cina Selatan.

Back to top button