Emmnuel Macron: Prancis di Ambang Perang Saudara
- Emmanuel Macron menyebut partai-partai oposisi sebagai ekstremis.
- National Rally dan France Unbowed, sayap kanan dan kiri, menginginkan perang saudara.
JERNIH — Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pemilu legislatif mendatang dapat memicu perang saudara jika partai politik sayap kiri atau kana meraih kekuaasan.
Berbicara dalam wawanara podcast Generation Do It Yourself, Macron partai sayap kanan National Rally dan sayap kiri France Unbowed mendukung kebijakan yang memecah belah dan memicu ketegangan.
Putaran pertama pemilu akan digelar Minggu 30 Juni. Putaran kedua 7 Juli.
Macron menyebut partai-partai oposisi sebagai ekstremis dan mengklaim retorika keduanya akan memicu lebih banyak konflik. “Ketika Anda muak dan kehidupan sehari-hari terasa sulit, Anda mungkin tergoda untuk memilih cara ekstrem yang memiliki solusi lebih cepat,” katanya. “Tapi, solusinya adalah dengan menolak orang lain.”
Macron membubarkan parlemen dan menyerukan pemilihan umum lebih awal, setelah National Rally mengalahkan koalisinya yang berkuasa dalam pemilihan parlemen Eropa. Macron juga berjanji tetap menjabat sebagai presiden sampai masa lima tahun keduanya berakhir 2027, tapi badan legislatif yang dikuasai oposisi akan mengubah keseimbgan kekuasaan di Paris.
“Tanggapan National Rally terhadap masalah Prancis adalah mereduksi masyarakat menjadi agama dan asal-usul mereka,” kata Macron. “Ini mendorong masyarakat ke arah perang saudara.”
Partai Franc Unbowed, yang dipimpin Jean-Luc Melencheon juga mempromosikan perang saudara karena merendahkan orang menjadi kelompok agama dan etnis.
Jajak pendapat Ipsos pekan lalu menunjukan National Rally disukai 35,5 persen pemilih Prancis. Koalisi sayap kiri, yang mencakup France Unbowed, dipatok 29,5 persen. Aliansi Macron hanya kebagian 19,5 persen.
Macron mengakui pemilih menginginkan perubahan jelas dalam pemilihan Parlemen Eropa. “Ya cara kita memerintah harus berubah secara besar-besaran,” katanya. “Namun apakah pemerintahan yang akan datang akan mencerminkan suara Anda. Saya harap pemerintahan akan menyatukan para anggota Partai Republik dari berbagai keyakinan yang telah menunjukan keberanian menentang hal-hal ekstrem.”
Macron dan sekutunya menggambarkan oposisi sebagai berbahaya dan fanatik. “Di negara kami, beberapa orang memiliki kebencian, dorongan hati, keinginan untuk menyerang komunitas atau masyarakat Prancis tertentu,” kata PM Gabriel Attal.
Attal melanjutkan; “Kemenangan pihak-pihak ekstrem mungkin akan melepaskan dorongan-dorongan ini dan mengarah pada kekerasan.”