Hari Ini, Satelit Rongsokan Seberat 2.449 Kilogram Jatuh ke Bumi
- Satelit ERBS akan memasuki atmosfer Bumi sore ini.
- Sebagian besar tubuh satelit hancur dan jatuh ke Bumi sebagai serpihan. Sebagian kecil lain tak bisa hancur.
JERNIH — Hari ini, Minggu 8 Desember, satelit tua NASA yang telah mati diperkirakan akan jatuh ke Bumi dalam bentuk serpihan yang diharapkan tidak melukai siapa pun.
Satelit Earth Radiation Budget Satellite (ERBS) seberat 2.449 kilogram yang berusia 38 tahun diperkirakan akan memasuki atmosfer Bumi pada Minggu malam sekitar pukul 18:40 waktu bagian timur, plus atau minus 17 jam.
Departemen Pertahanan AS memperkirakan sebagian besar satelit akan terbakar saat memasuki atmosfer. Beberapa bagian kemungkinan tak akan hancur dan masuk menghujam ke Bumi dalam keadaan utuh.
Aerospace Corp, sebuah perusahaan penelitian dan pengembangan yang fokus pada ruang angkasa, memperkirakan puing-puing satelit akan mendarat di Bumi pada Senin pagi. Serpihan itu akan melintasi Afrika, Asia, Timur Tengah, dan wilayah barat Amerika Utara dan Selatan.
Satelit Tahun 80-an
ERBS diluncurkan tahun 1984 dari Space Shuttle Challenger sebagai satu dari tiga satelit dari misi eksperimen radiasi Bumi. Satelit dirilis ke orbit oleh Sally Ride, wanita pertama AS yang mencapai luar angkasa.
Seharusnya, satelit hanya berusia dua tahun dan jatuh ke Bumi dalam bentuk serpihan. ERBS justru melakukan tugas pengukuran radiasi sampai tahun 2005.
Satelit dilengkapi alat ukur energi tinggi Bumi, keseimbangan antara berapa banyak energi Matahari yang diserap planet dan berapa banyak yang dipancarkannya. ERBS juga mengukur jumlah ozon, uap air, nitrogen dioksida, dan aerosol di stratosfer.
Instrumen pengukuran stratosfer, dikenal sebagai Eksperimen Aerosol dan Gas Stratosfer II bertugas mengonfirmasi penipisan lapisan ozon, yang menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet Matahari.
NASA dan Departemen Pertahanan AS tidak menjelaskan mengapa satelit itu jatuh dari orbit. Sesuatu yang jarang terjadi adalah terjadinya tabrakan sesama satelit, yang akan membuat keduanya keluar dari orbit.
Orbit Bumi kini semakin padat dengan satelit setelah Starlink, penyedia Internet nirkabel, terus meluncurkan satelit. Astronom khawatir jumlah cahaya yang dipantulkan satelit akan membuat melihat ke luar angkasa menjadi mustahil.