Indonesia Gagal Lagi Bayar Tunggakan Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae, Korsel Khawatir
- Korsel berencana mengajak bicara Indonesia soal rencana pembayaran.
- Sesuai rencana, Korsel akan produksi massal jet tempur KF-21 Boramae.
JERNIH — Kali kesekian Indonesia gagal lagi memenuhi jadwal pembayaran proyek jet tempur KF-21 Boramae, yang membuat Korea Selatan (Korsel) mengkhawatirkan komitmen Jakarta.
Kantor berita Yonhap memberitakan Mei 2021 Menteri Badan Program Akuisisi Pertahanan Korsel Eom Dong-hwan mengatakan Indonesia setuju memberikan rencana pembayaran baru akhir Juni 2023 sebagai upaya nyata meredakan kekhawatiran atas biaya proyek yang belum dibayarkan.
Sebagai negara mitra, Indonesia setuju membiayai 20 persen dari nilai proyek pengembangan jet tempur KF-21 Boramae sebesar 8,8 triliun won atau Rp 100,9 triliun. Proyek diluncurkan tahun 2015, dengan tujuan menghasilkan jet tempur supersonik canggih.
Antara Januari-November 2019 Indonesia menghentikan pembayaran, dan sejak saat itu kerap terlambat melunasi kewajiban pembayaran sekitar 800 miliar won, atau Rp 9,2 triliun.
Seorang juru bicara DAPA mengatakan Indonesia belum memberikan rencana baru, dan pihaknya berusaha mengadakan pembicaraan dengan Indonesia.
“Kami merencanakan tindakan tanggapan setelah berbicara dengan pihak Indonesia, seperti mendorong pertemuan tingkan senior,” kata Letkol You Hyoung-keun.
November 2022, Indonesia melakukan pembayaran 9,4 miliar won ke Korsel untuk proyek itu, yang menandai dimulainya ekmbali proyek itu setelah empat tahun. Indonesia juga membayar 41,7 miliar won pada Januari.
DAPA berencana memproduksi massal KF-21 Boramae dan mengirimnya ke AU Korsel pada paruh kedua 2026.