Crispy

Ini Barang Mewah Belanjaan Menteri Edhy

Barang-barang tersebut merupakan hasil belanja Edhy dan istrinya selama berada di Honolulu, Amerika Serikat dari uang suap izin eksport benur.

JERNIH-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar konferensi pers dan menyertakan barang-barang mewah yang disita dalam operasi tangkap tangan terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Dalam operasi senyap itu, KPK menyita ATM dan sejumlah barang mewah yang ditaksir harganya sekitar Rp 750 juta. Menurut KPK, barang-barang tersebut merupakan hasil belanja Edhy dan istrinya selama berada di Honolulu, Amerika Serikat.

“Dari hasil tangkap tangan tersebut ditemukan ATM BNI atas nama AF, tas Louis Vuitton (LV), tas Hermes, baju Old Navy, jam Rolex, jam Jacob n Co, tas koper Tumi dan tas koper LV,” kata Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango, dalam konferensi pers di gedung KPK, Jakarta, Rabu (25/11/2020) malam.

Nawawi juga menyebut, KPK telah menetapkan 7 orang, yakni Menteri Edhy, Safri selaku Stafsus Menteri KP, Andreau Pribadi Misanta selaku Stafsus Menteri KP; Siswadi selaku Pengurus PT Aero Citra Kargo (ACK); Ainul Faqih selaku staf istri Menteri KKP, Amiril Mukminin selaku pihak swasta dan Suharjito selaku Direktur PT Dua Putra Perkasa Pratama sebagai tersangka (DPPP)

Menteri Edhy ditetapkan KPK sebagai tersangka penerima suap, sementara Suharjita (Dirut PT DPPP) diduga sebagai pihak pemberi suap.

Menteri Edhy, Kata Nawawi, diduga beserta bersama Safri, Andreau Pribadi Misanta, Siswadi, Ainul Faqih, dan Amril Mukminin diduga menerima suap sebesar Rp10,2 miliar dan USD 100 ribu dari Suharjito selaku Direktur PT DPPP, agar Edhy memberikan izin kepada PT DPPP mendapat izin sebagai eksportir benur.

Modus suap yang dijalankan mereka berdua dimulai awal Oktober lalu, ketika Suharjito menemui Safri, yang merupakan stafsus menteri. Suharjito minta izin ekspor benur yang melalui PT ACK dengan biaya angkut Rp 1.800 per ekor.

Selanjutnya PT DPPP mendapat izin eksport benur dari Menteri Edhy setelah transfer ke PT ACK dengan total Rp 731.573 juta. Perusahaan itu telah melakukan 10 kali kegiatan ekspor benur. Menurut Nawawi, total uang yang sudah masuk ke PT ACK dari perusahaan pengekspor benur mencapai Rp 9,8 miliar. Uang itu yang digunakan Menteri Edhy berbelanja di Honolulu. (tvl)

Back to top button