Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca

- Empat negara Uni Eropa itu menghentikan penggunaan AstraZeneca sebagai tindakan pencegahan.
- WHO dan EMA mengatakan belum menemukan korelasi antara pembekuan darah dengan suntikan vaksin.
- Ilmuwan top WHO mengimbau setiap negara tidak menghentikan vaksinasi, tapi banyak orang masih ragu.
JERNIH — Empat negara Uni Eropa; Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol, menangguhkan pengunaan vaksin AstraZeneca, setelah menerima laporan terjadi pembekuan darah pada penerima.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spanhn mengatakan menanggukan penggunaan AstraZeneca atas saran Institut Paul Erlich, regulator vaksin nasional.
“Ini adalah tindakan pencegahan,” kata Spahn.
Institut Paul Erlich telah meminta penyelidikan lebih lanjut terhadap kasus pembekuan darah di otak yang dialami penerima vaksin.
Di Prancis, Presiden Emmanuel Macron mengatakan penggunaan AstraZeneca ditangguhkan sampai Badan Obat Eropa (EMA) mengeluarkan rekomendasi penggunaan.
Macron tidak merinci alasan di balik keputusannya, tapi mengatakan bahaw Prancis berharap dapat memvaksinasi penduduk dengan AstraZeneca.
Otoritas Obat-obatan Italia (AIFA) mengatakan pihaknya menerapkan penangguhan AstraZeneca sebagai tindakan sepihak sambil menunggu keputusan EMA.
Sebelumnya, jaksa penuntut di Italia menyita ratusan dosis vaksin AstraZeneca dari wilayah Piedmont. Penyitaan dilakukan setelah muncul kabar seorang guru meninggal usai divaksin.
Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias mengatakan menghentikan penggunaan AstraZeneca selama dua pekan sebagai tindakan pencegahan.
Menurutnya, keputusan akan berlaku sampai EMA selesai menganalisis insiden pembekuan darah di otak yang terjadi selama sepekan terakhir.
Paling Bermasalah
Sejak kali pertama diluncurkan, vaksin AstraZeneca relatif paling bermasalah. Semula, vaksin direkomendasikan untuk diberikan kepada manula, kemudian beberapa negara mengumumkan penghentikan vaksin yang dibuat bersama Universitas Oxford ini.
Sebelum empat negara menangguhkan penggunaan AstraZeneca, beberapa negara lain telah lebih dulu mengambil keputusan itu sebagai tindakan pencegahan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang mendukung penggunaan AstraZeneca, menjadi pihak yang paling sibuk. Mereka kerap mengatakan tidak ada bukti vaksin itu menyebabkan pembekuan darah.
EMA, dalam pernyataan resminya, juga mengatakan belum menemukan korelasi antara kasus trombosis dengan suntikan AstraZeneca. Bahkan EMA mengatakan manfaat vaksin AstraZeneca jauh lebih besar dari risikonya.
Soumya Swaminathan, ilmuwan top WHO, mendesak setiap negara tidak menghentikan vaksinasi karene sejauh ini tidak ada kematian terkait vaksin Covid-19.
“Kami tidak ingin orang panik,” kata Swaminathan seraya menambahkan sejauh ini tidak ada yang disebut peristiwa tromboemboli seperti dilaporkan beberapa negara.
Namun, imbauan Swaminathan tampaknya tidak meredakan kerguan dan penggunaan AstraZeneca dilanjutkan.