Kematian Harian COVID-19 RI Salip India dan Brasil
Indonesia baru saja mencatat kasus kematian COVID-19 sebanyak lebih dari 1.000 jiwa atau terparah di dunia pada hari Minggu
JERNIH–Indonesia mencatat rekor kematian harian COVID-19 tertinggi di dunia per Senin (12/7), mencapai 40.427 orang. Angka lonjakan pasien hingga 40.000 ini sebelumnya telah menjadi proyeksi skenario terburuk yang akan dihadapi oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi lonjakan kasus corona di Indonesia, tulis Kontan.
Tak hanya itu, ditinjau dari sisi kematian, sebanyak 1.007 jiwa pada Minggu (11/7). Jumlah itu menyalip India yang berada di urutan ketiga dengan 720 kasus kematian, kemudian Rusia 749, dan Brasil dengan 597 korban meninggal.
Di hari sebelumnya, pada Sabtu (10/7) kasus kematian harian di Indonesia berada di posisi ketiga dengan 826 jiwa. Di posisi kedua masih ditempati India dengan 899 kasus dan Brasil menduduki puncak dengan 1.172 korban meninggal.
Merujuk data Satgas COVID-19, hari Minggu lalu kasus harian di Indonesia bertambah 36.197, sehingga keseluruhan menjadi 2.527.203 kasus. Sementara total kematian 65.457.
Jadi, sejak pandemi berlangsung total sebanyak 2.084.724 pasien di Indonesia yang terinfeksi dinyatakan sembuh, tulis CNN Indonesia.
Di hari yang sama, menurut data Worldometer, India kembali menempati urutan pertama penambahan kasus harian COVID-19, dengan 37.676 kasus. Penambahan itu membuat total kasus mencapai 30,8 juta, dengan total kematian 408.792.
Sementara jumlah pasien sembuh di India 30.007.200, setelah bertambah 39.722 dalam 24 jam terakhir.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak tidak meremehkan pemerintah dalam mitigasi kasus COVID-19 yang terus meroket.
Dalam hematnya, pemerintah sudah memiliki skenario-skenario yang digunakan saat kasus COVID-19 mulai tak masuk akal lagi. Bahkan, ungkap Luhut, pemerintah memiliki skenario jika kasus COVID-19 tembus 70 ribu kasus per hari. Dalam skenario itu, ujarnya, pemerintah telah menghitung berapa obat, oksigen, hingga ketersediaan rumah sakit dengan cermat.
“Kalau ada yang bilang semua tidak terkendali sangat tidak benar, bahwa ada masalah, sangat banyak masalah, tapi masalahnya satu persatu kita selesaikan dengan baik,” ujar Luhut dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/7) pekan lalu.
Luhut Pandjaitan yang dipercaya menjadi kopordinator dalam PPKM Darurat mengatakan kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia sekarang semua terkendali. “Saya bisa sampaikan pada Anda sama jawaban saya pada presiden (Jokowi) tadi malam, semua masih terkendali Pak Presiden,” kata Luhut dalam siaran langsung YouTube Kementerian Kesehatan.
“Kita tidak perlu panik, semua terkendali. Ada masalah, yes. Sekarang kita bekerja round the clock (sepanjang waktu),” kata Luhut Pandjaitan kepada Pikiran Rakyat.
Lebih lanjut, Luhut Pandjaitan menuturkan masa PPKM Darurat Jawa dan Bali diharapkan bisa menekan angka kasus COVID-19. PPKM Darurat ini sedianya akan berlangsung hingga 20 Juli 2021, meskipun ada anomali mengizinkan Tenaga Kerja Asing (TKA) China masuk di tengah pengetatan warga sendiri. [matamatapolitik]