CrispyVeritas

Ketika Polisi Kulit Putih Menembak Family Man itu Sampai Tujuh Kali

Tiga anak Blake, yang masih kecil, berada di kursi belakang mobil saat polisi secara brutal menembak ayah mereka

Oleh   : Julie Bosman dan Sarah Mervosh

JERNIH–Saat Annie Hurst melangkah keluar rumahnya pada Minggu malam, ia melihat sesuatu yang membuatnya menjerit.

Di seberang jalan, seorang petugas polisi mengarahkan senjatanya ke arah Jacob Blake, tetangganya, ketika dia mencoba masuk ke mobilnya dengan tiga anaknya di kursi belakang. Petugas itu meraih kemejanya dan menembak beberapa kali, menembak punggungnya.

Dalam beberapa jam, video grafis penembakan itu menyebar di media sosial, dan Kenosha terbakar protes, penjarahan, dan kebakaran di pusat kota.

Pada Senin malam, 125 anggota Garda Nasional Wisconsin telah dikerahkan ke Kenosha, dan ratusan demonstran berbaris di jalan-jalan pada malam kedua protes, tak mempedulikan jam malam yang dipatok pemerintah setempat pukul 8 malam. Di dekat Gedung Pengadilan tingkat distrik, petugas mencoba membubarkan kerumunan dengan gas air mata, yang dibalas para pengunjuk rasa dengan lemparan botol air dan menyalakan kembang api. Sebuah toko furnitur dibakar, dan lampu-lampu jalan dirobohkan.

Kenosha, kota berpenduduk 100.000 orang, kini menjadi Minneapolis baru, tempat George Floyd dibunuh polisi. Satu generasi lalu kota itu merupakan tempat pembuatan dinamo mobil. Penembakan tersebut, yang direkam seorang tetangga dalam video singkat namun terbukti mampu membakar Amerika. Video itu langsung mendapat respons Gubernur Tony Evers dari Wisconsin, seorang Demokrat, yang mengecam kekerasan itu. Tak kurang dari Joe Biden, calon presiden dari partai Demokrat, juga mengecamnya. Sementara rakyat kebanyakan meresponsnya dengan melakukan protes, pembakaran dan huru-hara.   

Polisi Huru hara diturunkan di Kota Kenosha, segera setelah huru hara merebak pascapemembakan Blake, seorang kulit hitam.

Pada hari Senin, saat Partai Republik memulai konvensi nasional mereka, Joseph R. Biden Jr., calon presiden dari Partai Demokrat, berbicara menentang tindakan petugas polisi tersebut. “Bangsa ini kembali bersedih dan marah karena satu lagi saudara kita kulit hitam Amerika menjadi korban excessive force,”katanya.

Di sekitar Kenosha, pada Senin pagi truk sampah yang dibakar di luar Gedung Pengadilan masih mengeluarkan bau menyengat. Pemilik toko yang tertegun menyapu kaca yang telah dihancurkan dalam semalam, dan menutup etalase mereka dengan lembaran kayu lapis.

Polisi memberikan sedikit rincian tentang apa yang terjadi dalam penembakan tersebut, hanya mengatakan bahwa seorang petugas telah menembak Blake saat menanggapi insiden rumah tangga. Pejabat lokal dan negara bagian menolak untuk memberikan informasi rinci tentang petugas yang menangani kasus tersebut.

Blake, 29 tahun, Senin lalu berada dalam kondisi stabil di rumah sakit terdekat.

Penyelidikan segera diserahkan oleh Departemen Kepolisian Kenosha ke Departemen Kehakiman Wisconsin, dan tiga petugas yang berada di tempat kejadian segera berada dalam cuti administratif. “Apa yang saya lihat di video itu sangat mengganggu,” kata Anthony Kennedy, anggota Dewan Kota Kenosha yang mewakili distrik tempat Blake tinggal. “Ini memilukan. Dan saya tidak punya jawaban untuk apa yang terjadi. “

Sementara kamera tubuh telah menjadi standar di banyak departemen kepolisian di AS, hal itu masih menjadi bahan perdebatan di Kenosha. Petugas polisi di kota itu belaum memakai kamera tubuh, dan kota itu baru berencana untuk mulai menggunakannya pada 2022 mendatang. Mobil polisi di Kenosha umumnya dilengkapi kamera dasbor.

Para tetangga di tempat kejadian, menggambarkan Minggu sore itu tiba-tiba berubah menjadi ajang kekerasan. Sesaat sebelum penembakan, Blake, yang bekerja sebagai satpam, berhenti di sebelah apartemen seorang temannya, Donnell Lauderdale. Blake membawa hadiah untuk putra Lauderdale yang berusia delapan tahun.

“Dia punya sekantong penuh hadiah,” kata Lauderdale, berdiri di luar rumahnya. “Dia family man dan merawat anak-anaknya dengan baik.” Tiga dari enam anak Blake– berusia 8, 5 dan 3 tahun– diyakini berada di kursi belakang mobil saat penembakan terjadi.

Benjamin Crump, seorang pengacara untuk keluarga tersebut, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia telah diberitahu bahwa Blake berusaha untuk campur tangan dalam pertengkaran antara dua wanita ketika polisi tiba.

Dalam video yang diambil dari jendela apartemen di seberang jalan, beberapa petugas terlihat berdiri di trotoar di samping SUV Pria yang diidentifikasi sebagai Blake, mengenakan tank top putih dan celana pendek hitam, terlihat berjalan di sepanjang sisi kendaraan, menjauhi petugas yang berteriak- teriak. Setidaknya salah satu dari para polisi itu menodongkan pistol ke arahnya.

Blake berjalan mengitari bagian depan kendaraan dan membuka pintu samping pengemudi. Beberapa orang terdengar berteriak, dan seorang petugas terlihat meraih kemeja Blake. Saat Blake membuka pintu kendaraan, setidaknya setengah lusin tembakan terdengar, sementara setidaknya dua petugas terlihat dengan senjata diarahkan ke arahnya. Video yang berdurasi sekitar 20 detik itu kemudian berakhir.

“Polisi belum memberi tahu kami mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan padanya,” kata Crump, seorang pengacara hak sipil yang juga mewakili keluarga George Floyd. “Menjadi orang kulit hitam di Amerika itu senantiasa dicurigai.”

Menurut banyak warga, di Kenosha–yang sekitar 11 persen warganya berkulit hitam, 17 persen Hispanik, dan 67 persen kulit putih–menceritakan adanya ketegangan berkepanjangan antara penduduk kulit hitam dan polisi. Walikota, kepala polisi dan jaksa wilayah, semua berkulit putih.

Nick Neumann, 36 tahun dan berkulit putih, menghabiskan sebagian waktunya dengan memungut sampah di Civic Center Park, tempat kerusuhan pada hari Minggu terjadi. Dia mengatakan, dirinya melakukan percakapan beberapa hari dengan pamannya, seorang petugas polisi di Kenosha. Pamannya bilang, dia telah melihat lebih banyak ketegangan dari sebelumnya antara penduduk dan petugas polisi. “Kini, lebih banyak kemarahan dan permusuhan di kedua sisi,” kata Nuemann. “Ada keterputusan yang tumbuh di sini selama bertahun-tahun. Selalu ada ketidakpercayaan yang mendasar pada polisi.”

Erik Adams, tetangga Blake yang berkulit hitam, mengatakan bahwa dirinya sangat takut dengan polisi setelah melihat apa yang terjadi. “Saya mengerti mengapa orang-orang murka,” katanya. “Warga kulit hitam menginginkan keadilan.”

Jaksa Agung Wisconsin, Josh Kaul, bersumpah untuk “menyelidiki dengan penuh semangat fakta dari kasus ini”. Tetapi mengatakan dirinya belum siap untuk mengomentari detailnya, termasuk informasi tentang petugas di tempat kejadian.

“Pengejaran kami atas keadilan akan menjadi tak tergoyahkan,”katanya pada konferensi pers yang digelar Senin sore.

Sisa-sisa huru hara yang terjadi hari Minggu lalu

Meskipun Kaul, seorang Demokrat, memimpin penyelidikan independen, dia mengatakan keputusan untuk mengadili kasus tersebut akan dibuat oleh jaksa penuntut setempat. Jaksa wilayah Kenosha County, Michael D. Graveley, mengatakan kantornya akan memutuskan apakah akan mengajukan tuntutan berdasarkan bukti yang dikumpulkan oleh penyelidik luar.

“Kami akan mencoba melakukan ini secepat yang kami bisa,” katanya, tetapi “keputusan besar seperti ini, dalam komunitas yang sangat menderita seperti kita saat ini, bukanlah keputusan yang dapat dibuat dengan tergesa-gesa. Itu bukanlah keputusan yang dapat dibuat sebelum kami memiliki informasi yang lengkap.”

Penembakan itu dengan cepat memicu pertikaian partisan di negara-negara bagian di mana pemerintah yang terpecah–gubernur Demokrat dan Legislatif yang dikuasai Republik–telah menyebabkan bentrokan berulang atas kebijakan.

Gubernur Evers mengumumkan bahwa dia memanggil legislator negara bagian ke sidang khusus minggu depan untuk mempertimbangkan langkah-langkah akuntabilitas dan transparansi polisi. Tindakan tersebut pertama kali diajukan oleh pemerintahan Evers pada bulan Juni, setelah pembunuhan George Floyd dan Breonna Taylor, tetapi tidak diambil oleh Badan Legislatif.

“Gerakan ini telah menyentuh setiap sudut Wisconsin, dan sejujurnya, saya tidak perlu mengadakan sesi khusus ketika orang-orang di seluruh negara bagian kita– dari jalan-jalan di kota kecil saya di Plymouth hingga jalan-jalan di Milwaukee – menuntut para pemimpin terpilih mereka untuk mengambil tindakan,”kata Evers.

Tetapi para pemimpin Republik menuduh gubernur memainkan politik partisan dengan segera mengadakan sidang khusus, dan nasib sesi itu tampaknya tidak pasti. “Gubernur memilih untuk beralih ke politik lagi, dengan mendikte kebijakan liberal yang hanya akan memperdalam perpecahan di negara bagian kita,”kata Perwakilan Negara Bagian Robin Vos, ketua Majelis Negara dari Partai Republik. Vos pada Senin lalu menyerukan satuan tugas yang berfokus pada disparitas rasial dan praktik buruk polisi. [ The New York Times]

Julie Bosman melaporkan dari Kenosha, Sarah Mervosh dari New York. Will Wright berkontribusi melaporkan dari Portland, Oregon. Kitty Bennett berkontribusi dalam riset.

Back to top button