Lini Masa COVID-19, Mengambil Ibrah untuk Kebaikan ke Depan
Semoga pandemi ini segera berakhir, dan kita semua bisa mengambil hikmah dari pelajaran perih yang berjalan begitu lama ini.
JERNIH—Hampir berjalan dua tahun dunia dikepung dengan wabah Pandemi COVID-19. Tentu saja, sebagaimana kejadian lain dalam kehidupan, semua tidak berjalan tiba-tiba.
Secara kronologis, di bawah ini urutan lini masa kehadiran COVID-19, sampai saat ini hadir menjadi badai dalam kehidupan kemanusiaan kita. Semoga pandemi ini segera berakhir, dan kita semua bisa mengambil hikmah dari pelajaran perih yang berjalan begitu lama ini.
–1 Desember 2019, Jurnal Medis the Lancet, di Cina mencurigai adanya virus.
–30 Desember 2019, Li Wenliang, dr muda di Wuhan mengabarkan teman sejawatnya, bhw ada pasien mengidap sakit yang mirip dengan SARS.
-2 Januari 2020, dalam siaran TV, Juru Bicara Partai Komunis menuduh delapan orang, termasuk dr Li, telah menyebarkan rumor. dr Li diinterogasi dan diberi surat peringatan.
–10 Januari 2020, dr Li sakit batuk, dan sempat mendapat perawatan.
–11 Januari 2020, dr Li dinyatakan terinfeksi virus Corona.
-20 Januari 2020 Pemerintah Republik Rakyat Cina mengumumkan darurat wabah virus Corona.
-27 Januari 2020, Presiden Jokowi memastikan tidak terdeteksi adanya Corona di Indonesia.
-3 Februari 2020, dalam sebuah rapat di DPR, politisi PDIP, Ribka Tjiptaning berkelakar, Corona itu, “Komunitas Rondo Mempesona”.
-5 Februari 2020, terkonfirmasi adanya WNI yang terpapar COVID-19 di Singapura, Menkes Terawan menanggapinya dengan menyatakan,”Biar pemerintah Singapura yang menangani.”
-7 Februari 2020, pukul 02.58 waktu Cina, dr Li dinyatakan meninggal karena virus Corona.
–7 Februari 2020, Menkopolkam, Mahfud MD, menyatakan “RI satu-satunya negara besar di Asia yg tidak kena corona.”
-10 Februari 2020, Menko Luhut Binsar Panjaitan ditanya wartawan tentang corona masuk Batam, dia jawab “mobil?”
-11 Februari 2020, MenKes Terawan menegaskan, “Hingga kini belum ada kasus corona di Indonesia.” Perihal ada pihak yang merasa heran soal kenyataan ini, Terawan mengaku “tak ambil pusing”.
–11 Februari 2020, MenKes Terawan “menantang” Universitas Harvard untuk membuktikan adanya virus corona di Indonesia.
-12 Februari 2020, Jokowi ditelepon Pemimpin Cina, Xin Jinping. Dalam pembicaraan jarak jauh, Jokowi berjanji akan membantu Cina melawan Corona.
–13 Pebruari 2020, Chief Executive Temasek Foundation International, Benedict Cheong, berkirim surat kepada pemerintah Indonesia soal bantuan alat uji Corona, tapi tawaran itu kemudian ditolak.
–17 Februari 2020, Menkes Terawan kembali bicara, “Kekuatan doa yang bikin Indonesia bebas Corona.”
-17 Februari 2020 Menhub Budi Karya Sumadi berkelakar, “Kita kebal Corona karena doyan nasi kucing.”
-24 Februari 2020, Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, di depan Hary Tanoe berkelakar juga, “Virus Corona tidak masuk Indonesia, karena izinnya susah.”
-27 Februari 2020, pemerintah menerbitkan kebijakan influencer pariwisata sebesar Rp 72 miliar untuk menarik turis masuk Indonesia.
–2 Maret 2020, dengan wajah lesu, Presiden Jokowi menyampaikan adanya dua orang positif terinfeksi Corona. Beliau menyatakan Indonesia sudah siap.
-3 Maret 2020, Jokowi menyampaikan pokok pikiran terkait Corona, masyarakat diminta tetap tenang, waspada, beraktivitas seperti biasa.
–10 Maret 2020, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom meminta Presiden Jokowi untuk mengikuti langkah-langkah pencegahan dan menetapkan tanggap darurat.
-13 Maret 2020, kasus Corona meningkat menjadi 69 orang, dan empat orang dinyatakan meninggal.
-14 Maret 2020, Menhub Budi Karya Sumadi dinyatakan positif Corona, Presiden pun menyatakan Indonesia dalam Bencana Nasional Corona, gugus tugas dibentuk dan Kepala BNPB menjadi Kepala Gugus Tugas, masa darurat ditetapkan dua pekan.
-16 Maret 2020, Menkes Terawan menyatakan,”Pasien no 1, 2 dan 3 dinyatakan sembuh,” oleh Jokowi diberi hadiah Jamu.
-16 Maret 2020, Singapura berencana membantu Indonesia, Jokowi menyatakan,”Kalau ada yang bantu, ya kita terima.”
-17 Maret 2020, BNPB memperpanjang masa darurat Corona, 29 Feb-29 Mei 2020.
-19 Maret 2020, otoritas kesehatan Cina melaporkan tidak ada lagi kasus Corona yang ditemukan.
-19 Maret 2020, Kapolri mengeluarkan maklumat akan menindak masyarakat yang berkerumun.
-20 Maret 2020, Pemerintah menyiapkan alat rapid test untuk mendeteksi Corona, didatangkan langsung dari Cina, pengakuannya saat itu sudah ada 2.000, tapi akan membeli lagi 1 juta alat rapid test. Disampaikan juga bahwa pemerintah akan memesan obat Corona jenis Avigan sebanyak 2 juta.
-21 Maret 2020, ada penambahan orang yang meninggal menjadi 38 orang. Pemerintah menyatakan akan menyiapkan 12 juta masker bedah dan 81.000 buah masker N95.
–22 Maret 2020, melalui ketua BNPB, Jokowi menyatakan, “Pemerintah tidak akan melakukan lockdown“.
-23 Maret 2020, Pesawat AU mendarat di Bandara Halim, membawa peralatan yang dibutuhkan paramedis. 20 ribu APD, 150 ribu masker bedah, 15 ribu masker N95, 10 ribu sarung tangan dan 10 ribu kacamata goggle. Saat itu muncul polemik, apakah ini bantuan negara Cina, belanja negara, atau hibah swasta?
–24 Maret 2020, pemerintah mengabarkan, positif terinfeksi covid-19 menjadi 686 orang, sembuh 30 orang dan yang wafat 55 orang.
Dan seterusnya, sampai mulai awal Juli 2021 ini, penambahan kasus harian terus meningkat. Angkanya adalah
Pada 1 Juli 2021 terjadi penambahan kasus harian sebesar 24.8436 kasus. Pada 2 Juli tercatat kenaikan 25 830 kasus, pada 3 Juli angka penambahan harian naik lagi 27 913 kasus, pada 4 Juli tercatat 27.233 kasus, dan pada 5 Juli rekor harian naik menjadi 29.745 kasus. Dengan demikian, per 5 Juli 2021 setidaknya 2.313.829 orang Indonesia telah (pernah) menderita COVID-19. Alhamdulillah, dari jumlah itu 1.942.690 kasus tersembuhkan. [ ]