Manny Pacquiao Resmi Calon Presiden Filipina
- Manny Pacquiao menunjuk Lito Atienza sebagai calon wakilnya.
- Sara Duterte-Carpio, putri Rodrigo Duterte, kemungkinan berubah pikiran.
- Bongbong Marcos belum mengajukan pencalonan dirinya.
- Leni Robredgo, wapres saat ini, didesak pendukungnya.
JERNIH — Manny Pacquiao, legenda tinju internasional, resmi mengajukan diri sebagai calon presiden Filipina. Lito Atienza, mantan walikota Manila dan anggota parlemen saat ini, menjadi calon wakilnya.
Pacquiao dan Atienza, didampingi pasangan masing-masing, mendatangi Komisi Pemilihan Umum (Comelec) untuk mendaftarkan nama sebagai calon presiden dan wakil presiden.
Manila Times memberitakan Atienza sebagai calon wakil presiden adalah kejutan. Sampai Kamis 30 September, publik masih bertanya-tanya siapa yang akan mendampingi Pacquiao sebagai calon wakil presiden.
Beberapa saat setelah Pacquiao tiba di kantor Comelec, Atienza datang dan segera diumumkan calon wakil presiden. Semula Leni Robredo, wakil presiden Filipina saat ini, yang disebut-sebut akan mendampingi Pacquiao.
Musim pemilu Filipina sering disebut festival jalanan yang berlangsung berbulan-bulan. Pandemi Covid-19 seolah tidak akan mencegah setiap warga turun ke jalan, berkerumun, dan berteriak, mengutarakan dukungan.
Sepanjang Jumat 1 Oktober pagi, pendukung setiap calon presiden Filipina memenuhi jalanan menuju kantor Comelec. Mereka membawa spanduk kampanye, dukungan, dan apa saja untuk menarik warga di pinggir jalan.
Pendaftaran calon presiden akan berlangsung sepekan, yang berakhir 8 Oktober. Comelec akan kebanjiran ribuan kandidat anggota parlemen senator, dewan kota, sampai calon ketua barangay — wilayah administratif terkecil dalam struktur pemerintahan Filipina.
Rodrigo Duterte, presiden saat ini, tidak bisa mencalonkan diri kali kedua, sesuai amanat UU. Harry Roque, juru bicara Duterte, mengatakan presiden telah menandatangani sertifikat pencalonan sebagai wakil presiden, meski ada spekulasi dia akan mundur.
Mantan Sekutu
Sejauh ini baru tiga kandidat presiden Filipina yang punya nama besar. Salah satunya Manny Pacquiao, legenda tinju yang pensiun untuk mengejar karier politik.
Pacquiao berasal dari PDP-Laban, partai yang dipimpin Rodrigo Duterte dan berkuasa saat ini. Namun, hubungan Pacquiao-Duterte pecah. PDP-Laban juga terpecah ke dalam dua faksi, yang setiap faksi punya calon presidennya. Pacquiao mencalonkan diri dari salah satu faksi PDP-Laban.
Isko Moreno, walikota Manila saat ini, dan Senator Panfilo Lacson — mantan kepala polisi Filipina — juga telah mengkonfirmasi akan mencalonkan diri.
Moreno populer di kalangan rakyat miskin Filipina. Ia menggunakan kisah hidupnya untuk menarik massa. Saat kecil, Moreno hidup sebagai pemulung. Memasuki usia remaja ia berjuang menjadi aktor, dan sukses.
Seperti Joseph Estrada, presiden Filipina terguling akibat skandal korupsi, Moreno meniti karier politik. Ia memulainya dengan memenangkan kursi walikota Manila. Ia mengubah Manila menjadi kota yang bersih dan membanggakan.
Pacquiao, Moreno, dan Lacson, adalah mantan sekutu Duterte. Ketiganya berpisah jalan karena kecewa. Pacquiao mungkin yang paling kecewa, karena korupsi di pemerintahan Duterte menjadi sangat masif.
Kini sorotan tertuju pada Sara Duterte-Carpio, putri Rodrigo Duterte. Meski mengatakan tidak akan akan mencalonkan diri, tapi pendirian diprediksi akan berubah.
Sara menggantikan ayahnya sebagai walikota Davao City. Dia salah satu calon paling populer menurut jajak pendapat berturut-turut, meski popularitasnya terus menurun.
Analis mengatakan yang terpenting bagi Duterte adalah presiden Filipina berikutnya adalah loyalis dirinya. Sebagai loyalis, siapa pun presiden Filipina berikutnya akan melindungi Duterte dari tindakan hukum Pengadilan Kriminal Internasional.
Duterte dianggap melakukan pelanggaran HAM saat melancarkan perang melawan narkoba yang dimulai tahun 2016. Perang menyebabkan permukiman miskin dan jalan-jalan Manila banjir darah bandar narkoba.
Para bandar, pengecer kelas teri, dan aparat yang melindunginya, dieksekusi di jalan-jalan, bukan ditangkap dan diadili. Duterte tahu, tindakan hukum formal hanya bikin penjara sesak oleh bandar narkoba.
Nama lain yang tidak boleh diabaikan adalah Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr, putra mantan orang kuat Filipina Ferdinand Marcos. Bongbong didorong oleh partai yang dibentuk ayahnya.
Leni Robredo, yang memimpin oposisi, juga didesak pendukungnya untuk mencalonkan diri. Tahun 2016, Robredo mengalahkan Bongbong untuk menjadi wakil presiden.
Satu lagi kandidat, tapi relatif tidak terdengar, adalah Senator Leila de Lima. Ia kritikus lama Duterte. Ia dijebloskan ke penjara tahun 2017 karena dugaan memiliki hubungan dengan bandar narkoba.
Pendukungnya mengatakan tuduhan itu sengaja dibuat untuk membungkam De Lima.
Jika dia mencalonkan diri, De Lima akan berkampanye dari penjara. Tony La Vina, analis politik Filipina, mengatakan; “Ini benar-benar sirkus.”
“Orang-orang memiliki perasaan bahwa dalam momen singkat ini mereka adalah bos, yang dirayu oleh pelamar yang mereka tuntut untuk bernyanyi, menarik, dan bertindak sebagai badut,” lanjut La Vina.