CrispyVeritas

Menyebutnya Sebagai ‘Boneka Cina’, Donald Trump Resmi Tarik AS Keluar WHO

Setelah periode di mana AS berhasil meratakan kurva dan secara signifikan mengendalikan penyebaran di berbagai hotspot seperti New York, episentrum baru telah muncul dalam beberapa minggu terakhir di Florida, Texas, dan negara-negara selatan lainnya.

JERNIH– Amerika Serikat secara resmi memberi tahu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penarikan negaranya dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Langkah yang akan berlaku efektif 6 Juli 2021 itu telah dikonfirmasi seorang pejabat senior administrasi AS dan PBB.

Pada Mei lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan menarik mundur negaranya dari WHO. Alasan Trump, organisasi itu gagal dalam mengatasi pandemi coronavirus dan telah menjadi boneka Cina. Trump juga mengumumkan penghentian pendanaan untuk WHO, yang menarik perhatian dari berbagai pihak, termasuk dari para sekutu AS.

Seorang juru bicara PBB mencatat bahwa kondisi keluar itu termasuk memberikan pemberitahuan satu tahun dan selama itu “sepenuhnya memenuhi” kewajiban keuangan. Penangguhan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia oleh Trump itu mendapat kecaman luas

“Sekretaris Jenderal … sedang dalam proses verifikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia, apakah semua persyaratan untuk penarikan seperti itu telah dipenuhi,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric.

Senator Partai Demokrat Bob Menendez dari New Jersey, yang menempati posisi teratas di Komite Urusan Luar Negeri Senat sebelumnya mengatakan, pemerintahan Trump telah memberi tahu Kongres tentang penarikan AS, dan pihaknya sangat kritis terhadap presiden.

“Kami menanggapi apa yang Trump lakukan dalam persoalan Covid-19 yang kacau dan tidak koheren ini tidak adil. (Semua yang dilakukan) Ini tidak akan melindungi kehidupan atau kepentingan Amerika, selain hanya membuat orang Amerika sakit dan  Amerika pun akan ditinggal sendirian,”kata Menendez, mencuit di Twitter.

Sebuah ’paduan suara’ para Demokrat pun segera menyusul, menghempaskan pemerintah dan memperingatkan bahaya keluarnya AS dari WHO di tengah pandemic yang masih sangat kritis di AS.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Nancy Pelosi, menggambarkan penarikan resmi Trump sebagai “jelas-jelas tindakan yang tidak masuk akal, ketika WHO tengah mengoordinasikan perjuangan global melawan Covid-19”.

“Dengan jutaan nyawa dalam bahaya, Presiden melumpuhkan upaya internasional untuk mengalahkan virus,” cuit pemimpin Demokrat itu, memposting di Twitter.

Keputusan Trump dapat dibatalkan sebelum berlaku jika ia dikalahkan oleh saingannya dari Partai Demokrat, mantan wakil presiden Joe Biden, dalam pemilihan November mendatang.

Para sekutu AS, terutama di Eropa, telah menyatakan keprihatinan atas penarikan AS dan penangguhan pendanaan, mengingat peran Washington yang sangat besar dalam membiayai organisasi itu.

Trump terus-menerus menyalahkan Cina atas pandemi itu, bahkan ketika dirinya menghadapi meningkatnya kecaman domestik atas penanganan virus di negaranya sendiri. Sebagian besar kemarahannya terfokus pada klaim bahwa Beijing tidak transparan tentang penyebaran virus pada bulan Desember dan Januari.

Setelah periode di mana AS berhasil meratakan kurva dan secara signifikan mengendalikan penyebaran di berbagai hotspot seperti New York, episentrum baru telah muncul dalam beberapa minggu terakhir di Florida, Texas, dan negara-negara selatan lainnya. Sejumlah negara bagian menghancurkan catatan kasus harian, bahkan ketika angka kematian terus menurun.

Kebangkitan AS terjadi ketika negara-negara kaya lainnya melihat beban kasus yang secara signifikan lebih rendah.

Trump meremehkan lonjakan dalam kasus-kasus baru, mengatakan itu adalah hasil dari pengujian yang diperluas, meskipun gubernur telah menolak alasan ini, karena tingkat rawat inap juga meningkat.

Presiden, yang menghadapi pemilihan ulang pada bulan November, telah mengalihkan fokusnya untuk membuka kembali perekonomian. Dia mengadakan diskusi Selasa lalu,  tentang niatnya membuka kembali sekolah-sekolah. [ South China Morning Post]

Back to top button