Ngeri! Pasien Covid-19 di Inggris ‘Bersaing’ Dapatkan Ventilator
JERNIH – Petugas medis di Inggris dipaksa untuk membuat keputusan yang ‘mengerikan’ tentang siapa yang mendapat perawatan untuk menyelamatkan nyawa dan siapa yang tidak.
Dr Megan Smith, dari Guy’s and St Thomas ’Hospital Trust di London memperingatkan bahwa pasien virus corona di London sedang dalam ‘persaingan’ untuk mendapatkan ventilator karena kasusnya terus meningkat.
Dia mengatakan peningkatan lebih lanjut kasus Covid-19 kemungkinan terjadi dalam beberapa minggu mendatang, setelah keluarga dan orang yang dicintai berbaur selama Natal di tengah penyebaran virus jenis baru dan lebih menular.
Dr. Smith kepada ITN memperingatkan, kekurangan staf mungkin tidak dapat diatasi, “Ini bukanlah posisi yang kita inginkan, dan kita terbiasa membuat keputusan sulit sebagai dokter, tetapi memutuskan soal kompetisi untuk ventilator tidak sesuai dengan keinginan siapa pun. Ini mengerikan,” katanya seperti dikutip dari Metro.co.uk, kemarin.
Data dari NHS Inggris menunjukkan bahwa pada minggu terakhir Desember, 13 dari 18 perwalian rumah sakit di London memiliki enam atau kurang tempat tidur perawatan intensif yang tersedia untuk menerima pasien baru. Dua di antaranya tidak memiliki tempat tidur perawatan intensif cadangan dan tiga memiliki rata-rata satu tempat tidur tersedia sepanjang minggu.
Pada minggu terakhir 2020 ada 828 lebih banyak pasien di ICU di Inggris dibandingkan pada minggu yang sama tahun lalu, sementara hanya 743 tempat tidur tambahan yang tersedia, lapor MailOnline. Dari 18 rumah sakit di London, dua melihat bangsal ICU mereka mencapai kapasitas 100%, sementara 11 lainnya mencapai 90%.
Meskipun musim dingin selalu menjadi periode yang sulit bagi NHS, unit ICU tersibuk di ibu kota memiliki kapasitas 86% pada periode yang sama tahun lalu. Itu terjadi setelah kepala eksekutif kepercayaan rumah sakit University College London memperingatkan bahwa pihaknya hampir hanya merawat pasien virus corona, tingkat peringatan jauh di atas yang ada pada bulan Maret dan April.
Sementara itu, sebuah memo bocor dari Rumah Sakit Royal London berisi peringatan kepada staf bahwa pihaknya berada dalam ‘mode pengobatan bencana’. “Kami tidak lagi memberikan perawatan kritis berstandar tinggi, karena kami tidak bisa.” [*]