Crispy

Pangeran Charles Minta Maaf atas Perbudakan Penduduk Afrika

  • Pangeran Charles datang ke Kigali untuk membicarakan dampak perubahan iklim, bukan perbudakan.
  • Dia mewakili Ratu Elizabeth II, yang membatasi aktivitas akibat usia tua.

JERNIH Pangeran Charles mengungkapkan kesedihan mendalam atas sejarah perbudakan dalam pidatonya di depan pemimpin Negara-negara Persemakmuran di Kigali, ibu kota Rwanda.

“Saya ingin mengakui bahwa akar dari asosiasi komtemporer kita berjalan jauh ke periode paling menyakitkan dalam sejarah,” kata pewaris tahkta Inggris itu dalam upacara Pembukaan Pertemuan Negara-negara Persemakmuran.

Menurut Pangeran Charles, dirinya tidak dapat menggambarkan kedalaman kesedihan atas penderitaan begitu banyak orang. “Sebab, saya terus memperdalam pemahaman saya tentang dampak abadi perbudakan,” katanya.

Persemakmuran, kata Pangeran Charles, harus menemukan cara baru untuk mengakui masa lalu dan warisan bagi komunitas Pribumi.

“Cukup sederhana. Ini adalah percakapan yang waktunya telah tiba,” katanya.

Inggris dan negara-negara Eropa memperbudak jutaan penduduk Afrika antara abad ke-15 dan 19. Budak-budak dipindahkan dari Afrika ke perkebunan di Karibia dan Amerika.

Sejarah mencatat Prancis yang kali pertama mengakhiri perbudakan, diikuti oleh Inggris, lalu Belanda. Namun perbudakan adalah bisnis yang memperkaya Eropa, dan praktek itu terus berlangsung sampai jelang abad ke-20.

Namun, Pangeran Charles datang ke Kigali tidak untuk membicarakan perbudakan dengan Negara-negar Persemakmuran, tapi mengatasi perubahan iklim, penyakit tropis, dan tantangan lain.

Pangeran Charles hadir mewakili Ratu Elizabeth II, yang telah membatasi tugas resminya dalam beberapa tahun terakhir. Ratu Elizabeth II saat ini adalah kepala negara 14 wilayah persemakmuran, setlah Barbados memutuskan hubungan dengan monarki Inggris, November tahun lalu.

Jamaika berencana mengikuti langkah Barbados, dan Pangeran Charles mengatakan negara-negara bebas dapat membuat keputusan seperti itu dengan mudah dan tanpa dendam.

Back to top button