India berada di tengah gelombang kedua infeksi virus korona yang telah menunjukkan setidaknya 300.000 orang dinyatakan positif setiap hari selama seminggu terakhir, dan jumlah kematian COVID-19 meningkat melewati 18 juta.
JERNIH–“Saya tidak takut lagi dengan COVID, saya telah bekerja dengan kondisi melampaui keberanian,” kata Sayyed Munir. “Ini semua tentang keberanian, bukan lagi soal ketakutan,”kata pria berusia 52 tahun, yang telah menggali kuburan di kota itu selama 25 tahun.
India berada di tengah gelombang kedua infeksi virus korona yang telah menunjukkan setidaknya 300.000 orang dinyatakan positif setiap hari selama seminggu terakhir, dan jumlah kematian COVID-19 meningkat melewati 18 juta.
Sistem kesehatan dan krematorium kewalahan. Di Delhi, ambulans telah membawa jenazah korban COVID-19 ke krematorium darurat di taman dan tempat parkir, tempat mayat dibakar di deretan api unggun.
Kamruddin mengatakan dia dan rekan-rekannya bekerja sepanjang waktu untuk mengubur korban COVID-19.
“Ini satu-satunya pekerjaan kami. Mengambil jenazahnya, mengeluarkannya dari ambulans, dan kemudian menguburnya,”katanya, seraya menambahkan bahwa dia belum pernah libur dalam setahun berselang.
Meskipun saat ini di tengah bulan puasa umat Islam di bulan Ramadhan, Kamruddin mengatakan kepada Reuters bahwa pekerjaannya dan cuaca yang panas telah mencegahnya untuk berpuasa.
“Pekerjaan saya sangat keras,” katanya. “Saya selalu merasa haus. Saya perlu menggali kuburan, menutupinya dengan lumpur, perlu membawa mayat. Dengan semua pekerjaan ini, bagaimana saya bisa berpuasa?”
Namun keyakinan Kamruddin membuat dia terus bertahan, dan dia tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah dalam waktu dekat. “Kepercayaan kami pada masjid kami sangat kuat,” katanya. “Pemerintah tidak akan memberi kami apa pun. Kami bahkan tidak menginginkan apa pun dari pemerintah.” [Al-Arabiya]