PM Johnson: Berani Serang Ukraina, Rusia Hadapi Konsekuensi Keras
- Rusia menghadapi tuduhan sedang melakukan perang hibrida di Ukraina.
- Washington mengatakan krisis imigran di Polandia dan Belarusia adalah pengalih perhatian.
JERNIH — PM Inggris Boris Johnson mengatakan Rusia akan menghadapi konsekuensi keras jika berani menyerang Ukraina.
“Saya pikir menyerang Ukraina akan menjadi kesalahan tragis bagi Rusia yang percaya adalah mungkin mendapatkan sesuatu dengan petualangan militer,” kata PM Johnson kepada anggota parlemen, ketika ditanya apa bantuan Inggris kepada Polandia dan Ukraina agar Moskwa tahu Barat serius menghadapi tindakan Rusia.
Namun, PM Johnson juga mengatakan yang diperlukan saat ini adalah memastikan bahwa semua orang memahami harga dari penilaian yang salah soal situasi di perbatasan.
Sejumlah media Barat, dimulai dengan Politico, memperingatkan akan konsentrasi pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina. Moskwa ditengarai akan mengobarkan perang hibrida.
Pernyataan PM Johnson muncul tak lama setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu Menhan Inggris Ben Wallace. Dalam pernyataan bersama yang diterbitkan Kiev dan London, Selasa lalu, kedua pihak memperjelas sikap bahwa pemerintah kami tidak memiliki keinginan bermusuhan atau secara strategi mengepung dan melemahkan Federasi Rusia.
Jens Stoltenberg, kepala NATO, menyebut terjadi konsentrasi pasukan Rusia yang tak biasa di garis demarkasi Kiev-Ukraina. Namun Rusia menepis tuduhan itu. Jika terjadi penumpukan pasukan, mungkin puluhan kilometer dari batas negara.
Washington juga telah mempertimbangkan krisis kemanusiaan di perbatasan Belarusia, Polandia, dan Lithuania, sebagai pengalih perhatian dunia dari perbatasan Rusia-Ukraina.
Awal pekan ini Bloomberg melaporkan Rusia, bersama Belarusia, terlibat dalam pearng hibrida melawan Barat. Dmitry Peskov, sekretaris pers Kremlin, mengatakan klaim itu adalah contoh publikasihiseris Inggris.
“Rusia tidak mengobarkan perang hibrida apa pun,” katanya.