Rusia Meluncurkan Cincin Pintar Pertama yang Didukung Kecerdasan Buatan

Rusia telah meluncurkan cincin pintar pertamanya yang dilengkapi dengan GigaChat AI untuk memantau tidur, stres, dan aktivitas, tetapi diposisikan sebagai alat gaya hidup daripada perangkat medis.
JERNIH – Rusia telah memperkenalkan cincin pintar pertamanya yang mampu memantau kondisi fisik dan psiko-emosional dengan bantuan kecerdasan buatan. Perangkat ini melacak kualitas tidur, tingkat stres, dan aktivitas harian, serta menawarkan rekomendasi yang dipersonalisasi untuk meningkatkan kesejahteraan.
Fitur menonjol dari cincin pintar ini adalah integrasinya dengan GigaChat AI, sistem kecerdasan buatan domestik yang dilatih pada data dari pengguna Rusia. Tidak seperti pelacak standar, GigaChat tidak hanya merekam indikator fisiologis tetapi juga menafsirkannya, memberikan wawasan tentang pemulihan stres, motivasi, dan kinerja keseluruhan.
Cincin ini terus mengumpulkan data seperti detak jantung, saturasi oksigen darah, suhu tubuh, dan penanda polisomnografi. Dirancang untuk penggunaan 24 jam, cincin ini berfungsi tanpa perlu sering berinteraksi dan hampir tidak terlihat saat dikenakan.
Bukan Alat Medis, tapi Gaya Hidup
Meskipun kecerdasan buatan ini telah menjalani uji coba skenario medis, cincin ini tidak diklasifikasikan sebagai perangkat medis dan tidak ditujukan untuk diagnosis. Sebaliknya, cincin ini diperkenalkan sebagai alat gaya hidup yang mendorong pengguna untuk mengadopsi pendekatan yang lebih sadar terhadap kesehatan.
Peluncuran SberDevices mencerminkan meningkatnya permintaan global akan teknologi perangkat yang dapat dikenakan dan solusi pemantauan kesehatan berbasis AI. Bagi Rusia, cincin pintar ini menyoroti upaya negara tersebut untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan domestik ke dalam produk konsumen, yang menekankan pendekatan nasional terhadap kesehatan digital.
Perkembangan kecerdasan buatan Rusia telah dianggap sebagai ancaman oleh negara-negara musuh. Mantan kepala Komando Siber AS, Jenderal Paul Nakasone, mengatakan pada 2023 bahwa Amerika Serikat harus memiliki keunggulan atas Rusia dan Tiongkok dalam upaya pengembangan AI mereka.
Ketika ditanya dalam sidang Komite Angkatan Bersenjata DPR AS tentang kemampuan AS untuk bersaing di dunia maya, Nakasone berkata, “Ketika saya memikirkan Tiongkok dan Rusia, kemampuan kita untuk tetap unggul di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, dan serangkaian kemitraan, serta mampu memanfaatkan sektor swasta – inilah yang harus terus kita lakukan.”