Telanjang di Jembatan Suci, Wanita Prancis Ditahan
- Marie-Helene telanjang di jembatan suci Lakshman Jhula untuk promosi perhiasan.
- Lakshman Jhula ke seluruh dunia setelah The Beatles melintas di atasnya.
- Lakshman Jhula adalah jembatan tempat Dewa Lakshmana menyeberang Sungai Gangga dengan jali jerami.
Delhi — Kepolisian India menangkap wanita Prancis usia 27 tahun yang berfoto telanjang di jembatan suci di atas Sungai Gangga.
Wanita yang diidentifikasi bernama Marie-Helene itu ditangkap 27 Agustus lalu oleh kepolisian negara bagian Uttarakhand, utara India. Ia terancam hukuman penjara tiga tahun.
Terletak lima kilometer sebelah utara kota Rishikesh, Lakshman Jhula adalah jembatan gantung yang dianggap suci. Namun Lakshman Jhula mulai populer tahun 1960-an ektika The Beatles melintas di atasnya.
Sejak saat itu Lakshman Jhula populer di kalangan backpacker dan praktisi yoga. Banyak wisatawan tinggal di sekitar jembatan, dan salah satunya Marie-Helene.
Konon, Dewa Lakshmana menyeberangi Sungai Gangga dengan tali rami. Di titik penyeberangan itulah jembatan kini berdiri.
RK Saklani, petugas polisi senior, Marie-Helene telanjang di jembatan dan direkam video untuk mempromosikan bisnis perhiasannya.
“Dia merekam video di Lakshman Jhula. Itu jembatan suci,” kata Saklani. “Dari Lakshman Jhula, Marie-Helene melakukan pemotretan cabul di hotel.”
Foto-foto telanjang Marie-Helene diposting di Instagram. Polisi mendapat laporan setelah gambar-gambar itu tersebar di media sosial, dan tahu di mana video dibuat.
Dalam video terlihat, Marie-Helene mengenakan syal, menjatuhkannya, dan tampak telanjang dengan punggung menghadap ke kamera.
Marie-Helene sempat ditahan dan menghadapi tutuhan melakukan pencabulan di tempat umum, dengan menerbitkan konten cabul.
Kepada AFP, Marie-Helene menulis; Saya memilih untuk mengungkap sebagian Lakshman Jhula, karena setiap kali saya menyeberangi jembatan itu saya merasa dilecehkan.
“Saudara perempuan saya yang orang India, dan pelancong, pasti pernah mengalami hal serupa,” katanya.
Belakangan Marie-Helene menyesali tindakannya. Ia merasa telah merugikan masyarakat. “Saya tidak memahami masalah budaya,” katanya.