Usulan IDI Dibubarkan, Ketum IDI: Akan Selalu ada untuk Masyarakat
“Saya kira, hal yang berkaitan dengan ketentuan organisasi di dalam kaitannya dengan negara, juga disebutkan dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran ada hasil keputusan MK juga”
JERNIH – Usai Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto dikeluarkan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kini mencuat usulan lembaga yang mewadahi dokter Indonesia itu dibubarkan.
Namun usulan itu direspons santai Ketua Umum IDI, Adib Khumaidi. “IDI tetap akan selalu ada untuk masyarakat Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Senin (4/4).
“Saya kira, hal yang berkaitan dengan ketentuan organisasi di dalam kaitannya dengan negara, juga disebutkan dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran ada hasil keputusan MK juga,” lanjut dia.
Baca Juga: Berpuasa Bersama KH Jalaluddin Rakhmat [2]: Menjaga Diri
Ia mengatakan, posisi IDI diperkuat oleh keputusan-keputusan dari Mahkamah Agung. Meski begitu, transformasi organisasi IDI secara internal juga akan diperbaiki.
“Saya kira kalau kemudian kita bicara IDI dibubarkan, kami tadi sudah sampaikan ada keputusan Mahkamah Konstitusi ada PU Nomor 15, PU Nomor 10/PU Nomor 15 Tahun 2017 juga yang memperkuat posisi IDI,” katanya.
“Tapi sekali lagi tentunya ada transformasi organisasi secara internal yang juga akan kami perbaiki,” tambahnya.
Begini Usulan IDI Dibubarkan
Sebelumnya, usulan pembubaran IDI terungkap dalam rapat Komisi IX DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4).
Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani Chaniago, mengusulkan pembubaran lembaga itu. Sebab menurut dia, tujuan organisasi IDI sudah tak sejalan dengan realitasnya.
“Saya ingin memperdalam tujuan didirikannya IDI. IDI ini saya melihatnya sama seperti serikat pekerja. Melindungi anggotanya, memberdayakan anggota kemudian men-support anggotanya bukan memecat anggotanya,” kata dia.
Olehnya itu, ia mempertanyakan pemecatan dokter Terawan Agus Putranto.
“Terkait dengan kasus dr Terawan, saya kira beliau sudah memenuhi ini. Kemudian profesi anggota, membina dan mengembangkan profesi anggota, saya lihat IDI nggak ada ini,” ujarnya.
Dia mengulas praktik metode cuci otak atau DSA yang dilakukan Terawan. Menurutnya, praktik itu telah memberikan manfaat bagi pasiennya.
“Jelas cuci otaknya dr Terawan itu berguna bagi pasien dan semua pasien mengatakan itu tidak punya efek samping, justru malah menyehatkan, menambah kecerdasan,” kata dia.
“Banyak yang disampaikan oleh pasien dr Terawan terkait testimoni mereka sesudah dilakukan DSA,” tambah dia.
Irma lalu menyoroti ribuan dokter muda yang gagal uji kompetensi sehingga dikhawatirkan akan menganggur. Karenanya, mempertanyakan kontribusi IDI terkait persoalan itu.
“Kalau memang tujuan IDI itu adalah men-support, melindungi anggota, ini ada 2.500 dokter muda yang tidak lulus uji kompetensi dan bakal menganggur,” katanya.
“Terus apa yang dilakukan IDI kepada mereka? Apa yang dilakukan IDI? Cari jalan keluar, enggak. Dibiarin begitu saja. Kemudian enak-enak mecat kalau nggak setuju,” lanjut dia.
Atas dasar itu, Irma mengusulkan agar IDI dibubarkan. “Bubarin aja IDI-nya. Ngapain orang cuma organisasi profesi, kok,” ujarnya.