Crispy

Waduh……!! Vladimir Putin tak Akan Gelar Pemakaman Kenegaraan untuk Mikhail Gorbachev

  • Reaksi penduduk Rusia terhadap kematian Mikhail Gorbachev terpecah.
  • Mikhail Gorbachev akan bernasib sama dengan Kaisar Franz Josep dari Austro-Hongaria.

JERNIH — Pemerintah Rusia belum memutuskan apakah akan memberi pemakaman kenegaraan untuk Mikhail Gorbachev. Kabar lain menyebutkan Mikhail Gorbachev tidak mungkin dimakamkan dengan upacara kenegaraan.

Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin mengatakan, produser pemakaman akan tergantung keinginan kerabat dan orang-orang tercinta di sekeliling Gorbachev.

Mengutip sumber tak resmi, kantor berita Interfax menulis Gorbachev tidak mungkin dimakamkan dengan kehornatan negara. Sebab, Mikhail Gorbachev adalah pemimpin negara bernama Uni Soviet, bukan Republik Federasi Rusia.

Sejarawan Vladislav Zubok mengatakan; “Itu keterlaluan, tapi tak mengejutkan.” Jika kabar ini benar, menurut The Moscow Times, Kremlin ogah mengenang pemimpin Uni Soviet dan bersikap mendua terhadap Gorbachev.

Jadi, Gorbachev akan bernasib sama dengan Kaisar Franz Joseph, yang meninggal ketika negaranya; Austro-Hongaria, tidak ada lagi.

Dipuji dan Dimaki

Sempatkan memeriksa media Rusia sepanjang 31 Agustus, tepat pada hari kematian Mikhail Gorbachev. Lalu bandingkan dengan pemberitaan media Barat.

Di Rusia, pujian dan makian mendominasi pemberitaan kematian Gorby — panggilan akrab Mikhail Gorbachev saat masih berkuasa. Di Barat, semua seolah memuji Gorbachev.

Pendukung Presiden Vladimir Putin, yang menggambarkan keruntuhan Uni Soviet, sebagai bencana geopolotik terbesar abad ini, tidak menghindari daftar kegagalan Gorbachev. Tokoh-tokoh oposisi terkemuka menyebut kematian peminpin Uni Soviet terakhir itu sebagai kerugian pribadi.

Dalam surat belasungkawa yang dikirim Rabu 31 Agustus, Putin menyebut Gorbachev negarawaran yang membuat dampak besar pada lintasan sejarah dunia.

“Dia memimpin negara pada saat sulit, perubahan dramatis,” tulis Putin. “Dia tahu betul bahwa reformasi diperlukan, dan berusaha menawarkan solusi sendiri.”

Yang lain memaki secara terbuka. Leonid Slutsky, wakil Duma, salah satunya.

“Sebagai seorang Kristen, saya berduka. Sama seperti ketika meratapi negara besar yang hancur karena proses perestroika dan pemikiran baru, yang membantu mereka yang ingin menghapus Uni Soviet dari peta dunia,” kata Slutsky.

Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, menyebut kematian Gorbachev adalah kerugian besar bagi Rusia, tapi juga mengecam kenaifan mantan pemimpin itu terhadap Barat.

“Tidak ada periode romantis. Untung kami memahami dan menyadarinya tepat waktu,” demikian Interfax, kantor berita yang dikeloma Moskwa, mengutip pernyataan Peskov.

Vladislav Zubok, penulis Collapse: The Fall of the Soviet Union, mengatakan pandangan buruk warisan Gorbachev di antara banyak orang Rusia adalah hasil perubahan monumental selama pemerintahannya.

“Ketika Anda menjalaninya, Anda harus menyalahkan seseorang dan orang menyalahkan Gorbachev,” kata Zubok kepada The Moscow Times.

Tidak mengherankan jika ketua Partai Komunis Rusia (PKR) Gennady Zyuganov mengatakan Gorbachev adalah pemimpin yang pemerintahannya membawa kesedihan, kemalangan, dan masalah mutlak bagi semua rakyat.

Berbeda dengan Zyuganov, PM Rusia Mikhail Mishustin menyebut Gorbachev sebagai pemimpin brilian. Sedangkan kubu oposisi menyebut kematian Gorbachev adalah kehilangan sekutu liberal dan penganut demokrasi.

“Kita pernah menjadi yatim piatu. Hanya saja kita tidak menyadarinya,” tulis mantan pemimpin redaksi stasiun radio Ekho Moskvy Alexey Venediktov.

Mikhail Khodorkovsky, taipan Rusia yang diasingkan, mengatakan kematian Gorby adalah kerugian pribadi. Alexey Navalny, pemimpin oposisi yang mendekam di penjara, menggambarkan kesediaan Gorbachev meninggalkan jabatannya sebagai prestasi besar menurut standar Uni Soviet.

Navalny mendapat kebar kematian Gorbachev dari pengeras suara di dalam penjara.

“Saya yakin kehidupan dan sejarahnya, yang sangat penting bagi peristiwa akhir abad ke-20, akan dievaluasi jauh lebih baik oleh anak cucu dibanding orang sezamannya,” kata Navalny.

Dmitry Muratov, pemimpin redaksi Novaya Gazeta dan pemenang Nobel Perdamaian, menulis; Gorbachev memberi Rusia 30 tahun perdamaian tanpa ancaman perang nuklir global.

“Pria bernama Gorby tidak lagi berdiri di antara dunia dan ledakan nuklir. Siapa yang bisa menggantikannya? Siapa?” tulis Muratov.

Pinchas Goldschmid, mantan kepala rabi Moskwa, punya pendapat lain. Menurutnya, tiga juta orang Yahudi Soviet berutang kebebasan kepada Gorbachev.

Rabi Goldschmid meninggalkan Rusia karena penentangannya terahdap invasi Rusia ke Ukraina.

Back to top button