Crispy

Wanita Hamil Berisiko Lebih Menderita Akibat Covid-19

  • Wanita hamil mengidap Covid-19 lebih mungkin membutuhkan perawatan intensif.
  • Melahirkan prematur, dengan bayi mengidap Covid-19.
  • Rekomendasinya, tetap pakai masker meski di dalam rumah, jaga jarak sosial, dan hindari pertemuan dengan banyak orang.

Washington — Ibu hamil terinfeksi virus korona cenderung menderita, melahirkan prematur, dan berisiko meninggal akibat Covid-19, demikian laporan yang dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), hari Senin.

Meski risiko keseluruhan terhadap penyakit parah atau kematian tetap rendah, peneliti CDC menemukan wanita hamil dengan virus korona lebih mungkin membutuhkan perawatan intensif, ventilasi, serta dukungan jantung dan paru-paru, dibanding wanita tidak hamil yang terpapar virus korona.

Sebuah laporan terpisah menemukan tingkat kelahiran prematur, bayi lahir sebelum 37 minggu kehamilan, 12,9 persen di antara wanita pengidap virus korona, dibanding 10,2 persen di antara populasi umum.

Dr Denise Jamieson, ketua depeartemen ginekologi dan kebidanan di Emory Universiy School of Medicine, mengatakan penelitian baru ini menambah banyak bukti bahwa wanita hamil berada pada peningkatan risiko terkait virus korona.

“Bayi mereka juga berisiko. Jika tidak terinfeksi, bayi mereka terpengaruh,” kata Jamieson kepada CNN.

Peningkatan Risiko Penyakit

Laporan dibuat setelah peneliti memeriksa data 461.825 wanita usia 15-44 tahun yang dites positif Covid-19 antara 22 Januari sampai 3 Oktober. Mereka hanya berfokus pada yang mengalami gejala virus korona.

Tim menyesuaikan dengan faktor luar, dan menemukan wanita hamil lebih mungkin membutuhkan perawatan intensif dengan 10,5 per 1.000 wanita hamil dirawat di ICU, dibanding 3,9 per 1.000 wanita tidak hamil.

Wanita hamil tiga kali lebih mungkin membutuhkan bantuan pernafaan dengan ventilasi invasif, dibanding wanita yang tidak hamil. Mereka berisiko lebih besar membutuhkan dukungan paru-paru dan jantung dengan oksigenasi.

Mereka juga lebih mungkin meninggal, dengan 1,5 kematian per 1.000 wanita hamil, dibanding 1,2 per 1.000 wanita yang tidak hamil.

Beberapa ras dan etnis minoritas memiliki potensi lebih besar terkena infeksi atau penyakit parah. Di antara wanita hamil, perempuan Hispanik 2,4 kali lebih mungkin meninggal, dan wanita Asia dan pribumi Hawaii plus Kepulauan Pasifik memiliki risiko lebih besar dirawat di ICU.

Tim mencatat terlepas dari apakah mereka hamil, wanita di atas 35 tahun cenderung mengalami penyakit parah. Sedangkan penyakit parah di kalangan wanita hamil kemungkinan disebabkan perubahan fisiologis dalam kemahilan, termasuk peningkatan detak jantung dan penurunan kapasitas paru-paru.

“Untuk mengurangi risiko penyakit parah dan kematian akibat Covid-19, wanita hamil harus diberi penyuluhan tentang pentingnya mencari perawatan medis segera jika memiliki gejala,” tulis tim peneliti. “Tindakan untuk mencegah infeksi Covid-19 harus sangat ditekankan untuk wanita hamil dan keluarga mereka selama pertemuan medis, termasuk kunjungan perawatan pranatal.”

Risiko Persalinan Prematur

Wanita hamil dengan infeksi virus korona lebih mungkin melahirkan bayi prematur. Sebuah tim mempelajari kehamilan dan kondisi bayi 4.442 wanita yang didiagnosis dengan Covid-19 antara 29 Maret sampai 14 Oktober. Di antara 3.912 kelahiran hidup, mereka menemukan 12,9 persen adalah prematur.

Sebagai perbandingan, kelahiran prematur menyumbang 10,2 persen kelahiran hidup di antara populasi umum pada tahun 2019.

CDC menyatakan bayi yang lahir terlalu dini berisiko mengalami kematian dan kecacatan, termasuk masalah pernafasan, penglihatan, dan pendengaran.

Di antara bayi yang dites Covid-19, tim menemukan 2,6 persen positif. Infeksi virus korona lebih sering terjadi pada bayi dengan ibu dinyatakan positif virus korona satu pekan setelah melahirkan.

Sekitar 60,6 persen wanita mengalami gejala, meski peneliti mengatakan status gejala ibu tidak mempengaruhi frekuensi kelahiran prematur pada bayi.

Setidaknya satu kondisi medis mendasar dilaporkan pada 45 persen wanita, dan yang paling umum adalah obesitas.

Karena 84,4 persen wanita yang diteliti mengalami Covid-19 pada trismester ketiga, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dampak infeksi pada awal kehamilan dan efek jangka panjang pada bayi.

Covid-19 yang parah terjadi pada bayi baru lahir. Sebagian besar mereka yanglahir cukup bulan, dengan Covid-19, memiliki penyakit asimtomatik atau ringan.

Tindakan Pencegahan

Meski risiko bagi wanita hamil tetap rendah, mereka harus berhati-hati. “Kurang satu persen wanita hamil dengan Covid-19 dirawat di unit perawatan intensif,” kata Jamieson. “Namun mereka berisiko lebih tinggi jika dibandingkan dengan rekan mereka yang tidak hamil.

Jamieson merekomendasikan wanita hamil menghindari pertemuan, memakai masker, dan menerapkan jarak sosial. Jika perlu, di rumah pun mereka harus pakai masker dan menjaga jarak.

Back to top button