Cucu Usaha Pelindo Borong Seluruh Saham Tol Cibitung – Cilincing
Sebelumnya, API sudah membeli 45 persen saham dengan membelinya dari sebuah perusahaan asal Malaysia yang waktu itu menjadi mitra PT Waskita. Kini, perusahaan plat merah tersebut menjadi pemilik penuh saham PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways yang mengelola jalan tol Cibitung-Cilincing, tanpa perlu membagikan penghasilannya nanti ke pihak mana pun.
JERNIH-Ketika Pelindo, sebagai salah satu perusahaan milik negara membeli tol Cibitung-Cilincing, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, buka suara. Dia, memberi pandangan terkait aksi bisnis usaha plat merah tersebut.
Salah satu BUMN yang paling sehat saat ini, menurutnya, adalah PT Pelindo. Baik itu sebelum merger, apalagi setelahnya.
Pelindo, menurut Dahlan, sudah menjadi penyelamat Waskita Karya yang terlilit utang. Lewat cucu usahanya, saham jalan tol Cibitung-Cilincing yang panjangnya 34 km dibeli. Tahap pertama tol itu sudah beroperasi, dan pada Juni 2022, ditargetkan beroperasi 100 persen.
“Itu bukan saja menyelematkan Waskita yang tertimbun utang. Itu juga akan menyelamatkan Pelabuhan Tanjung Priok,” ujar Dahlan dikutip dari Disway.id, pada Selasa, 8 Februari, 2022.
Angkutan barang nantinya bisa langsung ke Priok atau tidak lagi harus lewat Cawang. Terutama yang dari berbagai kawasan industri di Cikarang dan sekitarnya.
“Tentu baiknya tol itu segera dijual lagi kalau sudah beroperasi kelak. Harga tol yang sudah jadi tentu lebih bagus dibanding ketika masih dalam bentuk proyek,” kata dia.
Dahlan mengakui, bahwa banyak orang sudah tahu bahwa Pelindo bukanlah perusahaan jalan tol. Namun perusahaan pelat merah ini punya misi untuk memajukan logistik Indonesia, terutama di laut. Kalau pun Pelindo membeli jalan tol, kata Dahlan, kepentingannya hanya satu, yaitu agar proyek itu tidak mangkrak.
“Jalan tol itu harus jadi. Agar angkutan barang keluar-masuk Priok lebih lancar,” katanya.
Proyek tol Cibitung-Cilincing itu disebut-sebut memang sempat macet lama. Investor asing di proyek tersebut sudah angkat tangan yakni perusahaan Malaysia. Padahal saham asing di situ mencapai 49 persen. Waskita, sebagai mitra pun ikut sulit.
“Pelindo- Waktu itu masih disebut Pelindo II- membeli saham Malaysia itu. Ini yang publik kurang tahu, bahwa tidak selalu Indonesia dijual ke asing. Pelindo pun bisa membeli saham asing,” katanya.
Setelah pembelian saham itu proyek sempat jalan dan kemudian sulit lagi karena Waskita terlilit utang segunung.
“Pelindo pun khawatir proyek ini mangkrak lagi. Maka sekalian saja saham Waskita itu dibeli dan Pelindo menjadi pemilik tunggal tol Cibitung-Cilincing,” ujar Dahlan menyebutkan.
Ketika tol Cibitung-Cilinng itu selesai pada Juni 2022 maka akan ada perubahan yang nyata. Truk yang selama ini hanya bisa angkut barang sekali sehari, bisa menjadi dua kali. Betapa tinggi peningkatan efisiensi logistik di kawasan itu.
“Problem kemacetan truk di sana gawatnya bukan main. Terkenal sampai ke Jepang, Korea dan Taiwan,” katanya.
Kegundahan Jepang, lanjut Dahlan, sempat sampai pada puncaknya. Bangun saja pelabuhan baru di Pantai Bekasi atau di Pantai Karawang. Tidak usah tergantung lagi ke Priok. Soal biaya tidak usah ditakutkan
“Jepang yang akan mendanai sepenuhnya. Seluruhnya dengan bunga murah,” kata Dahlan menyebutkan.
Belum diketahui apakah pemerintah benar-benar akan membangun pelabuhan di pantai utara Bekasi atau Karawang. Tapi, menurut Dahlan, ada hambatan besar untuk membangun pelabuhan di sana.
“Terlalu banyak jaringan pipa gas di kawasan itu. Tentu infrastruktur energi itu bisa dibongkar. Dipindahkan. Tapi akan sangat mahal,” katanya.
Bahkan, kalau sampai ada pelabuhan di sana, eksistensi Priok bisa terganggu. Investasi Pelindo yang terlanjur besar terancam. Sebab diyakini, Pelindo ikut memikirkan hal tersebut. Tanjung Priok sudah telanjur besar dan sudah membangun pelabuhan di tengah laut Kalibaru dengan kapasitas dan biaya besar sekali.
“Di sebelah timur Priok yang disebut juga New Tanjung Priok. Tahap pertama saja 1,5 juta Teus/tahun. Akan menjadi 3 juta di tahap kedua,” katanya.
Dengan adanya tol Cibitung-Cilincinf itulah, New Priok akan diselamatkan. Namun, menuju kesempurnan, masih perlu dibangun sambungan tol lagi
“Memang untuk sempurna, masih harus membangun tol sambungannya lagi. Tidak panjang. Hanya 7 km. Khusus dari ujung tol Cilincing ke New Priok,” katanya.
Jika semua itu selesai, menurut Dahlan, Pelindo akan memiliki pelabuhan New Priok yang sangat Ideal baik kedalamannya maupun kapasitas dan aksesnya. Dan pembangunan jalan tol sepanjang 7 kilometer itu akan lebih mendesak ketimbang membeli proyek tol Cibitung-Cimanggis. Sementara proyek yang sudah dibeli, menjadi harta karun milik perusahaan ini di luar pelabuhan.
“Mahal harganya, penting fungsinya, strategis sifatnya, dan bisa diuangkan kapan saja,” kata Dahlan memberi nilai.
Pembelian proyek tol Cibitung-Cilincing, dilakukan oleh PT Akses Pelabuhan Indonesia (API) yang merupakan cucu usaha dari Pelindo, dengan memborong saham PT Waskita Toll Road sebanyak 55 persen dengan nilai Rp 2,44 triliun.
Sebelumnya, API sudah membeli 45 persen saham dengan membelinya dari sebuah perusahaan asal Malaysia yang waktu itu menjadi mitra PT Waskita. Kini, perusahaan plat merah tersebut menjadi pemilik penuh saham PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways yang mengelola jalan tol Cibitung-Cilincing, tanpa perlu membagikan penghasilannya nanti ke pihak mana pun.[]