Oikos

Stres Saat Pandemi, Pacu Pola Makan Emosional

JERNIH – Pandemi yang berlangsung lama menimbulkan tekanan. Tatanan baru seperti bekerja di rumah, sistem belajar anak yang berubah hingga berbagai hal baru bisa menjadi pemicu stres. Kebiasaan pun jadi terpengaruh.

Kebiasaan makan berubah menjadi tidak sehat dan akhirnya tidak hanya menimbulkan penambahan berat badan juga berdampak kurang baik bagi kesehatan. Senior Director, Worldwide Nutrition Education and Training, Herbalife Nutrition, Susan Bowerman mengatakan respon alami tubuh terhadap stres membuat kita lebih aktif dan waspada.

Tetapi ketika respon terhadap stres ini kita aktifkan secara terus menerus, hal tersebut dapat membebani kekebalan tubuh, sehingga lebih sulit bagi tubuh untuk menangkal penyakit.

Karena sistem kekebalan tubuh yang baik bergantung pada pola makan kaya nutrisi, maka menjamin terpenuhinya kecukupan nutrisi tubuh menjadi salah satu pertahanan terbaik melawan penyakit, terutama menghadapi masa-masa ketidakpastian seperti saat ini.

“Memang hal itu lebih mudah untuk diucapkan dibanding dilakukan. Karena stres juga dapat menyebabkan kelelahan dan depresi. Jika demikian pelarian yang mudah adalah dengan makan. Tetapi saat ini ada baiknya anda mulai memikirkan untuk mengganti pola makan yang cepat dan nyaman – seringkali sarat dengan lemak, garam dan gula – menjadi makanan sehat. Dan jika Anda beralih ke kafein untuk menangkal kelelahan, itu juga bisa menjadi bumerang, dengan mengganggu tidur Anda,” kata Susan, Selasa, (29/09/2020).

Jika makanan yang sering anda konsumsi berkalori tinggi, hal tersebut dapat menstimulasi pelepasan zat kimia tertentu di otak yang membuat kita merasa lebih baik.

Setidaknya itu terjadi untuk jangka pendek dan membuat kita ingin makan terus. Perlu diingat makan berlebihan dapat menyebabkan pertambahan berat badan yang dapat berujung pada tekanan psikologis dan berakhir dengan makan lebih banyak.

Jika anda tidak dapat mengusir stres dari pikiran anda, beberapa hal di bawah ini dapat membantu anda untuk mengatur cara anda merespon stres:

1. Makan makanan seimbang: Cobalah untuk memasukkan beberapa protein tanpa lemak – seperti unggas, telur, produk susu rendah lemak, daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan atau produk kedelai – pada daftar menu Anda. Protein memuaskan rasa lapar dan membantu Anda tetap waspada secara mental. Lengkapi makanan Anda dengan buah-buahan segar, sayuran, dan biji-bijian.

2. Makan secara teratur dan jangan melewatkan waktu makan. Saat Anda stres, mudah untuk menunda makan – atau bahkan melewatkannya sama sekali – sebagai akibatnya, tingkat energi akan menurun, dan Anda mungkin akan berhenti makan saat akhirnya memakan makanan ringan. Jika stres merupakan pembunuh nafsu makan, cobalah makan makanan dalam jumlah sedikit lebih sering sepanjang hari.

3. Coba hindari makan sebagai pereda stres. Jalan cepat atau secangkir teh herbal mungkin berhasil untuk mengurangi stres. Tapi, jika Anda merasa perlu makan, makanan keras yang renyah membantu menghilangkan stres dengan melatih otot rahang yang kencang. Cobalah mengemil segenggam almond, kacang kedelai, atau wortel.

4. Kurangi kafein. Orang sering merasa kurang energi saat stres dan beralih ke kafein untuk megembalikan mood, tetapi hal itu dapat mengganggu tidur malam Anda. Jika kafein membuat Anda terjaga di malam hari, gantikan dengan minuman hangat lain yang dapat membantu anda rileks.

5. Usahakan pisahkan waktu makan Anda dengan waktu pekerjaan atau sumber stres lainnya. Jika anda makan di meja saat bekerja, atau makan malam dan memikirkan tanggung jawab lain. Maka coba luangkan waktu ekstra untuk memperlambat dan bersantai saat Anda makan. Dengan begitu, Anda akan cenderung makan lebih sedikit dan menikmati waktu makan Anda. [*]

Back to top button